Salin Artikel

Sudah Ditemui Perwakilan Grab Indonesia, Pendemo Tetap Menolak Bubar

Mereka menuntut perwakilan Grab Indonesia untuk turun menemui para pendemo.

Padahal, tujuh perwakilan pendemo telah diterima perwakilan Grab atas nama Rudi dan Leni pukul 16.30 sampai 17.50 WIB.

Rahmawati, salah satu perwakilan pendemo, mengancam akan mendemo Grab lagi apabila tidak ada solusi atas tuntutan mereka.

"Kami bertujuh sudah dicatat nomor teleponnya yang akan dihubungi langsung oleh pihak Grab. Apabila pihak Grab tidak bisa memberikan solusi, kita akan demo kembali. Kita akan turun disini lagi," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Presidium Gerakan Aksi Roda Dua Indonesia (Garda) Igun Wicaksono mengatakan, sesuai kesepakatan dengan aparat kepolisian, demo akan dilaksanakan hingga pukul 18.00 WIB.

Pantauan Kompas.com di lokasi, hingga pukul 19.00 WIB, ada 100-an pendemo yang memilih untuk bertahan.

Mereka duduk di sepanjang trotoar depan Gedung Lippo Kuningan. Sebagian lainnya memilih membubarkan diri.

Arus lalu lintas di Jalan Rasuna Said juga terpantau ramai lancar. Tidak ada pengalihan lalu lintas yang dilakukan aparat kepolisian atau blokade jalan yang dilakukan para pendemo.

Aparat kepolisian masih tampak berjaga di lokasi. Mereka telah menyiapkan alat pengaman berupa kayu rotan untuk mengantisipasi aksi ricuh.

Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar tampak berjaga di lokasi demo. Indra terus memantau pergerakan para pendemo.

Ia mengatakan, aparat kepolisian tidak akan melakukan tindak kekerasan untuk mengusir pendemo.

"Sudah ada yang membubarkan diri, yang disini juga sudah mulai sedikit. Kita kuat-kuatan aja, gak akan melakukan tindak kekerasan," ujar Indra di lokasi, Rabu.

Demo tersebut merupakan aksi lanjutan untuk menyampaikan tuntutan para pengemudi ojek online yang sempat tertunda karena adanya penyelenggaraan Asian Games 2018.

Demo dilakukan untuk menyampaikan tiga tuntutan yang disebut Trisula. Tuntutan pertama yakni adanya perjanjian kemitraan antara aplikator dan pengemudi ojek online yang adil dan transparan.

Tuntutan kedua adalah aplikator menggunakan mekanisme tarif dasar berdasarkan rumus transportasi, bukan supply demand algoritma. Tuntutan terakhir adalah menghilangkan potongan komisi 20 persen bagi aplikator.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/19/19222291/sudah-ditemui-perwakilan-grab-indonesia-pendemo-tetap-menolak-bubar

Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke