Berbagai upaya dilakukan para petugas untuk memancing buaya muncul ke permukaan.
"Sore ini kami belikan ayam hidup untuk pancingan dia keluar dari sarangnya, tetapi belum keluar juga," kata Kepala Seksi Konservasi Wikayah III BKSDA DKI Jakarta Ida Harwati di lokasi pencarian, Rabu (10/10/2018) sore.
Petugas sebelumnya juga sudah "mengubek-ubek" area yang diduga menjadi sarang buaya. Namun, buaya tidak juga muncul.
Jaring selebar 30 meter pun telah dipasang di sekitar area tersebut untuk melokalisir pergerakan buaya.
Ida menuturkan, Kamis (11/10/2018) ini menjadi hari terakhir proses pencarian buaya. Apabila buaya tidak ditemukan hingga sore nanti, ia akan menarik petugas yang diterjunkan.
Ida mengaku siap kembali menerjunkan petugasnya bila warga kembali melaporkan kemunculan buaya.
"Paling kami memantau saja, kalau ada laporan lagi, kami turun lagi. Kalau mungkin tidak membuahkan hasil mungkin kami pakai strategi lain," ujar dia.
Buaya langka
Buaya di Kali Anak Ciliwung pertama kali ditemukan petugas UPK Badan Air Kecamatan Pademangan yang sedang menyisir kali untuk mencari sampah.
Kala itu, petugas atau pasukan oranye hanya menemukan satu ekor buaya berjenis buaya muara.
Namun, rupanya terdapat dua ekor dari dua jenis berbeda yaitu buaya muara dan buaya senyulong.
Petugas Polisi Hutan Slamet menduga ada orang yang sengaja melepas buaya berjenis senyulong itu ke Kali Anak Ciliwung.
"Kalau saat sekarang kami temukan ada jenis buaya senyulong asumsi kami, mereka mungkin dengan sengaja dilepas oleh masyarakat," kata Slamet, Rabu.
Slamet memperkirakan warga sengaja melepas buaya senyulong karena ukurannya yang semakin besar.
Namun, bukannya melapor ke BKSDA untuk dievakuasi, warga justru melepasnya ke kali.
"Semacam itu dugaan kami. Mungkin warga yang merasa bosan atau ketakutan melepaskannya di kali ini," ujar Slamet.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/11/07425191/memburu-buaya-di-kali-anak-ciliwung