Dengan air mata berlinang, Nuke mencoba ikhlas mengetahui anaknya, Puspita Eka Putri menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.
"Sayangku, anakku, cantiknya. Anakku cuma titipan, Allah yang punya," ujar Nuke sembari mencium foto Putri.
Sejak mendatangi ruang Visum dan Medikolegal RS Polri Kramatjati, Nuke terlihat tidak pernah melepaskan foto sang putri.
Masih segar di ingatan Nuke saat Putri pamit berangkat ke Pangkal Pinang pada Senin (29/10/2018) pagi untuk menghadiri presentasi pekerjaannya.
Saat itu, Putri sudah berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 04.00.
"Terus mama tanya, Putri sudah di mana, tahunya sudah di jalan. Ini papanya enggak antar, mamanya enggak antar, memang mau sendiri," kata Nuke.
"Putri tuh anaknya ringkih. Kerja beberapa kali masuk rumah sakit, makanya enggak mungkin mama lepas. Pasti mama dampingi," tutur Nuke masih berlinangan air mata.
Meski demikian, lanjut dia, Putri meminta ditemani tidur semalam sebelum keberangkatannya ke Pangkal Pinang.
"Dia bilang, 'Mama bobo bareng aku dong', kalau orang Jawa bilang dikeloni ya. 'Mama aku nempel dong', sudah kayak anak kecil," ujarnya.
Setelah mendengar berita pesawat jatuh, Nuke syok. Namun, mencoba kembali tegar.
Ia menyerahkan sepenuhnya evakuasi kepada petugas. Nuke juga sudah menyambangi RS Polri untuk menyerahkan sisir, baju, dan sikat gigi yang dipakai sang anak.
"Ini sudah yang terbaik dari Allah jalan kayak begitu. Mohon doanya semua agar Putri ditemukan dalam keadaan sebaik-baiknya," kata Nuke.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/30/20194641/semalam-sebelum-jatuhnya-lion-air-jt-610-putri-minta-sang-ibu-temani