Ia menyebut Syachrul sebagai pahlawan kemanusiaan yang gugur dalam tugas negara.
"Almarhum adalah personel yang kualitasnya tinggi, militan, senior, jam selamnya cukup tinggi. Kalau Tuhan menghendaki lain, tidak ada satu pun dari kita yang mampu mencegah," ujar Syaugi di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018).
Syaugi menyebut, kejadian pada Jumat (2/11/2018) tersebut terjadi saat Syachrul dan satu rekan lainnya tengah mencari korban dan puing pesawat Lion Air.
Namun tiba-tiba Syachrul menghilang dan ternyata telah berada di permukaan hingga ditemukan oleh tim SAR.
"Setelah itu 1 pihak sedang mencari sesuatu tiba-tiba menengok yang 1 tidak ada. Naik ke atas, tenyata (ada) di atas agak jauh dan ditemukan oleh tim SAR,"
Selanjutnya, Syachrul ditangani oleh dokter namun tak lama kemudian ia menghembuskan napas terakhir.
"Kita tangani dengan dokter dan setelah sadar kita masukan di chamber untuk dikompresi. Kita punya peralatan itu semua, tapi ternyata Tuhan menghendaki lain," kata dia.
Syachrul sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja namun segera dipulangkan dan dibawa oleh keluarga ke Surabaya.
"Hari ini sudah diterima keluarga dan rencananya akan dimakamkan di Surabaya. Sekali lagi saya sebagai Kabasarnas dan tim terpadu ini menyampaikan duka cita yang dalam atas gugurnya pahlawan kemanusiaan tersebut," tutup Syaugi.
Sebelumnya, srorang penyelam atas nama Syachrul Anto dilaporkan meninggal dunia saat proses pencarian pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 dengan di perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018).
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/03/13162211/satu-penyelamnya-meninggal-saat-cari-puing-lion-air-ini-ungkapan-duka