Ketua RT 003 RW 003 Penjaringan Samsukur mengatakan, ketika hujan, air tidak bisa mengalir karena saluran air penuh sampah.
"Tempo hari, pertama hujan (banjir) sampai (tinggi) 10 sentimeter. Surutnya ya enggak lama, satu jam berhentinya hujan (banjir) sudah surut," kata Samsukur saat ditemui, di Jakarta Utara, Senin (12/11/2018).
Samsukur menuturkan, pembersihan got merupakan satu-satunya solusi supaya banjir tidak lagi merendam pemukiman warga.
Menurut dia, ada lumpur setebal 70 sentimeter yang membuat air sulit mengalir ke dalam saluran air.
"Kalau kerja bakti doang susah, karena lumpurnya ada 70 sentimeter. Kalau kerja bakti kan yang diambilin hanya sampah-sampahnya, lumpurnya enggak," ujar dia.
Ia menambahkan, saluran air yang tertutup beton atau kayu juga membuat sampah-sampah sulit diangkat.
Sempitnya jalan membuat sejumlah warga memasang kayu atau beton di atas saluran untuk memarkirkan sepeda motor mereka.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, got-got di pemukiman itu terlihat dipenuhi sampah. Air pun tampak menggenang dan tak bisa mengalir.
Sementara itu, warga menyebut banjir akibat pasang air laut sudah tidak terjadi lagi dalam beberapa waktu terakhir.
Namun, warga meresahkan air pasang laut yang sering merembes.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara Santo mengkhawatirkan tanggul di Kampung Luar Batang jebol jelang musim hujan.
Untuk mengantisipasinya, Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara telah mengecor dinding tanggul dan menyiapkan ribuan karung pasir.
"2017 kan (tanggul di Luar Batang) sudah dilapisi cor beton. Kalau karung pasir untuk jaga-jaga bila terjadi limpasan atau bocoran," kata Santo.
Tanggul di Kampung Luar Batang jebol pada 6 November 2017. Akibatnya, puluhan rumah di RT 003 RW 003 Kelurahan Penjaringan digenangi air setinggi 50 sentimeter.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/12/18282741/got-mampet-sebabkan-banjir-di-kampung-luar-batang