Menurut Suhaimi, Gerindra seharusnya menyerahkan kepada PKS untuk menentukan dua kandidat wagub.
Sebab, PKS juga bisa menilai kandidat yang layak menjadi wagub pengganti Sandiaga Uno itu.
"Enggak penting. (Kursi wagub) sudah diserahkan ke PKS, ya tinggal PKS menentukan saja. Artinya begini, PKS sudah bisa menilai bahwa ini layak untuk bisa menjadi wagub," ujar Suhaimi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/11/2018).
Suhaimi menyampaikan, PKS DKI mulanya memahami fit and proper test itu sebatas ngobrol-ngobrol dengan kandidat wagub, bukan tes formal.
Namun, Suhaimi menyebut belakangan konsep fit and proper test itu berubah.
Menurut Suhaimi, konsep fit and proper test yang formal ini akan memakan waktu lama.
Setelah tim penguji dibentuk, tim itu harus menyusun kriteria kandidat wagub sebelum melakukan tes tersebut.
"Jadi lama, padahal kebutuhan Pak Anies (Gubernur DKI Anies Baswedan) itu segera kalau kita melihatnya," kata Suhaimi.
Meskipun demikian, PKS tetap mengikuti fit and proper test tersebut, mengingat hal itu merupakan mekanisme Partai Gerindra dalam menentukan cawagub.
PKS telah memilih dua nama untuk masuk tim penguji, yakni Suhaimi dan Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo.
Adapun Gerindra dan PKS DKI telah sepakat bahwa kursi wagub DKI menjadi hak PKS.
Dua kandidatnya ditentukan lewat fit and proper test yang diselenggarakan tim bentukan kedua partai.
Dua kandidat yang lulus fit and proper test kemudian akan dipilih oleh DPRD DKI Jakarta untuk menggantikan posisi Sandiaga yang mundur karena maju sebagai calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2019.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/21/19570491/pks-sebut-fit-and-proper-test-cawagub-dki-tidak-penting