Dua orang petugas akan membersihkan tumpukan sampah yang menyangkut di pintu air, dua petugas mengoperasikan alat berat, dan sisanya bertugas mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur.
"Jumlahnya biasanya enam orang, tapi kami bisa menambah petugas sampai 20 orang kalau sedang hujan deras, apalagi kalau Bogor dan sekitarnya lagi hujan," kata Rohmat kepada Kompas.com, Selasa (4/12/2018).
Rohmat menjelaskan, langkah pertama pembersihan sampah adalah menyerok tumpukan sampah yang menyangkut di kubus apung menggunakan rakit. Sering kali petugas juga berenang untuk menyingkirkan tumpukan sampah agar tidak menutupi pintu air.
Kubus apung sengaja dipasang di dekat pintu air agar sampah tidak menumpuk tepat di pintu air dan menghambat aliran air.
"Sampah yang ukurannya besar akan mengambang dan ketahan di kubus apung itu. Ada juga sampah-sampah kecil yang bisa melewati kubusnya, makanya petugas kadang harus berenang biar enggak menutupi pintu airnya. Kan sudah ditahan tuh, nanti diangkat pakai alat berat," kata Rohmat.
"Di sini ada tiga pintu air. Semuanya tetap dibuka dan enggak pernah ketutup sampah. Airnya ya tetap bisa mengalir lancar," lanjut dia.
Nantinya, lanjut Rohmat, sampah-sampah kecil yang bisa melewati kubus apung akan mengalir menuju Pintu Air Karet. Pihaknya telah menyiagakan petugas di lokasi itu untuk membersihkannya.
Selanjutnya, sampah yang tertahan di kubus apung akan diangkat menggunakan alat berat ke truk sampah yang telah disediakan. Pihaknya menyiagakan dua truk sampah setiap hari untuk mengangkut sampah menuju TPS.
Hingga Selasa pukul 11.00 WIB, tercatat 64 kubik sampah telah diangkut menuju TPS. Nantinya, sampah-sampah tersebut akan diangkut menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
"Kalau diangkut langsung ke Bantargebang kan lama, jadi biar cepat ya ke TPS dulu," kata Rohmat.
"Kalau hari-hari biasa seperti ini, dua truk juga cukup. Satu truk mengangkut pagi, satu truk pas malam hari. Kalau lagi hujan deras, biasanya ada lima truk," sambungnya.
Rohmat menyebut tumpukan sampah di Pintu Air Manggarai didominasi sampah rumah tangga dan batang pohon. Sampah-sampah kiriman dari Bogor dan sekitarnya itu membutuhkan waktu 9-12 jam sampai tiba di Pintu Air Manggarai.
"Bogor kan bisa saja hujan pagi, kadang hujan pas malam. Makanya kami selalu standby 24 jam memantau ketinggian air sekaligus membersihkan sampah disini," kata Rohmat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/04/13405671/cerita-petugas-pintu-air-manggarai-yang-kerja-ekstra-saat-musim-hujan