Kepala Seksi Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Fajar Nugrahaini mengatakan, rencana tersebut ditargetkan terealisasi pada akhir tahun 2020.
"Memang betul kami akan kerja sama dengan (operator) bus besar dan sedang, kami sedang memasukkan ke e-katalog dan sedang dibuat permohonan ke BPPBJ (Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa) untuk menerbitkan e-katalog harga per kilometer. Sudah ada juga yang melakukan penawaran dari operator," ujar Fajar kepada Kompas.com, dalam acara Jak Lingko untuk Jakarta, Graha Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (10/12/2018).
Fajar mengatakan, kerja sama Pemprov DKI dengan operator bus sedang bukanlah hal baru.
Sebab, lanjut dia, sebelumnya ada satu operator bus sedang yang sudah bergabung dengan PT Transjakarta.
"Secara historis kami sudah punya pengalaman (kerja sama) dengan bus sedang kebetulan operator bus sedang hanya lima. Satu (operator) sudah masuk ke PT Transjakarta untuk memasukkan empat (operator) lainnya kami memang akan mencoba meng-goal-kan mereka," kata dia.
Melalui Jak Lingko, penumpang hanya membayar satu karcis untuk menggunakan angkutan umum.
Ia mengatakan, operator telah memasukkan harga rupiah per kilometer dalam e-katalog.
"Kamia coba mengajak mereka menghadirkan layanan angkutan umum secara profesional. Jadi memang dari segi organisasi, pelayanan, kelembagaan memang harus banyak yang di-reform. Kemudian bisa harga penawaran rupiah per kilometer akhirnya bisa bekerja sama dengan Pemprov DKI melalui PT Transjakarta," ujar Fajar.
Seperti diketahui, Jak Lingko merupakan perubahan nama dari OK Otrip (one karcis one trip), sistem angkutan terintegrasi.
Saat ini, beberapa trayek angkot sudah terintegrasi transjakarta dengan sistem Jak Lingko.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/10/19243961/kopaja-dan-metromini-akan-terintegrasi-jak-lingko