Salin Artikel

Puluhan Kucing di Puskeswan Ragunan Diadopsi Usai Razia oleh DKI

Hal tersebut terjadi setelah 10 orang mengadopsi kucing-kucing yang ada di Puskeswan pada Selasa (8/1/2019).

"Sekarang belum ada yang siap diadopsi, kemarin sudah pada diambil," ujar Kepala Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan DKI Jakarta Nova kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu sore.

Nova menyebutkan, ada sekitar 50-an kucing yang diadopsi oleh 10 orang tersebut.

"Kemarin kan total kucing di sini ada 98 kucing, namun itu tidak siap adopsi semua, sekarang di kandang ada 40-an lah, tapi belum siap adopsi," katanya. 

Kucing yang belum siap diadopsi ini masih dalam proses vaksinasi dan sterilisasi oleh pihak Puskeswan. Kandangnya pun dilokasikan terpisah dengan kucing siap adopsi.

Sebanyak 10 orang yang melakukan adopsi terdiri dari warga secara perorangan maupun perwakilan organisasi yang memiliki rumah penampungan hewan.

Selain kucing, Nova menyebutkan 13 anjing juga turut diadopsi oleh warga pada Selasa kemarin.

"Saat ini tinggal 10 ekor anjing lokal yang siap diadopsi," katanya.

Sebelumnya diberitakan, warga berbondong-bondong mengadopsi anjing dan kucing yang berada di penampungan milik Puskeswan Ragunan, Jakarta Selatan kemarin. Hewan-hewan tersebut sebagian dari yang terjaring razia hewan liar dan berpotensi rabies di Jakarta. 

Tak hanya hewan dalam kondisi sempurna, warga juga tak segan mengadopsi kucing-kucing yang memiliki cacat fisik. 

Warga mengaku tindakan mereka dilakukan guna membantu mengurangi jumlah hewan yang ditampung di Puskeswan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/09/19312891/puluhan-kucing-di-puskeswan-ragunan-diadopsi-usai-razia-oleh-dki

Terkini Lainnya

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke