Lurah Pesanggrahan Saryati mengungkapkan, besarnya biaya perbaikan disebut sebagai kendalanya.
"Kalau dulu yang namanya kompleks Bintaro Permai itu kan banyaknya pejabat yang dinas, maka mengeluarkan dana sekian tidaklah berat Tapi sekarang sudah banyak yang pensiun," jelas Saryati Kepada Kompas.com saat di temui di kantornya, Jumat (11/1/2019).
Operasional dari perlintasan kereta ini sendiri dibiayai secara swadaya oleh warga RW 008 Kelurahan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Saryati menyebutkan, pihak kelurahan tidak bisa berbuat banyak karena memang tidak ada anggaran yang bisa dialokasikan untuk melakukan perawatan palang di rel tersebut.
Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Jumat sore, palang kereta tersebut tidak berfungsi di kedua sisinya.
Para pengendara yang hendak melintasi rel hanya dapat mengetahui kapan kereta lewat dari sirene yang dibunyikan petugas.
Selain itu, warga juga memasang spanduk bergambar tengkorak dengan tulisan "Peringatan..!!! Hati-hati palang pintu perlintasan kereta api rusak...!!!" di dekat palang sebagai peringatan terhadap warga yang ingin melintasi rel tersebut.
Perlintasan ini dilewati kendaraan dari tiga arah, yakni dari Jalan Bintaro Raya, Jalan Bintaro Puspita Raya, dan Jalan Rawa Papan yang sejajar dengan rel.
"Menurut saya itu sudah termasuk jalan protokol, karena makin ramai. Sekian jam itu dilalui oleh kendaraan sekian ratus, roda dua (dan) roda empat," kata Saryati.
Tak hanya kendaraan bermotor, kereta yang melintas juga cukup rapat di kedua jalur rel. Berdasarkan pantauan di lokasi, sekurang-kurangnya satu kereta melintas setiap 10 menit.
Dari kondisi itu, Saryati mengharapkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk mengakusisi perlintasan kereta tersebut.
"Harapan saya ya bisa lah PT KAI melihat lintasan tersebut dan dijadikan aset dari PT Kereta Api itu sendiri, baik itu penggajian, pemeliharaan bisa dari PT KAI," jelasnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/11/21174051/palang-perlintasan-krl-di-bintaro-tak-berfungsi-lurah-minta-kai-perbaiki