Dia mengaku tidak pernah melakukan kekerasan dalam mendidik anak muridnya di kelas selama 15 tahun menjadi guru.
"Saya menyangkal (tuduhan), itu fitnah yang keji kalau menurut saya. Saya di sini sudah 15 tahun, sejak 2005 saya mengajar di sini," kata HR di SD Islam Al-Fajri, Selasa (12/2/2019).
HR pun mengenal JMH yang merupakan anak berkebutuhan khusus sebagai anak yang baik dan ceria di kelas.
Dia pun menyebut bahwa luka lebam yang diderita JMH ialah karena jatuh dari tangga pada Kamis (7/2/2019).
"Dia (JMH) cukup baik, ini termasuk anak ABK (anak berkebutuhan khusus) yang baik, karena dia (JMH) bisa membaca dan menulis, berbeda dengan ABK lain di kelas saya yang harus saya dampingi," ujar HR.
Sebelumnya diberitakan, JMH (11) mengalami luka lebam pada bagian kakinya usai diduga dianiaya gurunya berinisial HR di Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Fajri pada Kamis lalu.
Hal itu diketahui ayah JMH bernama M Sugih saat melihat ada luka lebam pada kaki anaknya. Dia langsung membawa JMH ke rumah sakit untuk mengecek luka tersebut.
"Saya bawa ke RS dia mau. Dapat lah hasil dari RS, benturan benda tumpul, merah-merah atau gimana, tapi bukan visum," ujar Sugih.
Tuduhan itu pun juga dibantah pihak sekolah, bahwa luka lebam JMH karena jatuh dari tangga usai bercanda dengan temannya.
Pada Jumat (8/2/2019), Sugih pun mendatangi pihak sekolah untuk melaporkan kejadian yang menimpa anaknya. Namun, pihak sekolah menyangkal bahwa HR telah menganiaya JMH.
Sugih sudah melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke pihak kepolisian. Kini, kasus tersebut sedang dalam penyelidikan Polres Metro Bekasi Kota.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/12/22070191/wali-kelas-bantah-aniaya-muridnya-yang-berkebutuhan-khusus-di-bekasi