Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Jumat siang, semua pintu dan jendela rumah Robert tampak tertutup rapat.
Di depan pintu rumahnya tampak terparkir dua sepeda motor. Lampu di halaman rumah Robert dalam kondisi mati, sementara lampu di dalam rumah dibiarkan menyala.
Sekilas terdengar seperti ada aktivitas di dalam rumah tersebut.
Petugas keamanan Perumahan Mutiara Depok, Ganih mengatakan, rumah Robert mulai ditinggalkan penghuninya satu per satu sejak peristiwa penangkapan Robert, beberapa waktu lalu.
Keluarga Robert mulai meninggalkan rumah sejak Kamis (6/3/2019) malam.
"Tidak ada di rumah, belum ada tanda-tanda kepulangan Robert. Semalam keluarganya pergi, naik taksi," kata Ganih.
Ganih bercerita, Robert baru saja dilantik menjadi Ketua RT 02 RW 13 Kelurahan Sukmajaya, sekitar dua bulan lalu.
Ia mengatakan, sehari-harinya Robert dikenal sebagai Ketua RT yang santun dan ramah.
"Beliau orangnya aktif, rajin bersosialisasi dengan masyarakat, ramah kepada tetangganya dan santun," cerita Ganih.
Ganih mengatakan, biasanya Robert pulang ke rumah sekitar pukul 20.00 WIB dan keluar rumah pada siang dan sore hari.
Namun, sejak penangkapan, Robert belum juga kembali ke rumahnya.
Kalangan akademisi yang tergabung dalam Asosiasi Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Indonesia (APPSANTI) menyayangkan penangkapan yang dilakukan polisi terhadap dosen Program Studi Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Robertus Robet.
Robertus ditangkap di kediamannya pada Kamis (7/3/2019) dini hari dengan dugaan melanggar UU ITE atas orasi yang disampaikan sebelumnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/08/15040371/selepas-penangkapan-robertus-robet-rumahnya-sepi-ditinggal-keluarganya