Rama menuturkan, Qlue tidak merasa tersaingi dengan adanya aplikasi Jakarta Aman.
Sebab, lanjut dia, satu aplikasi saja tidak cukup untuk mewujudkan smart city di Jakarta.
"Smart city ini ekosistem, jadi tidak bisa satu aplikasi saja yang jadi champion-nya lah," kata Rama dalam acara "Smart Citizen Day" di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019).
Rama menuturkan, Qlue dan Jakarta Aman sama-sama dibutuhkan warga karena fungsinya yang berbeda.
Qlue sebagai kanal pengaduan warga, sedangkan Jakarta Aman berfungsi untuk keamanan warga.
"Yang penting adalah bagaimana government bisa menggunakan informasi dari aplikasi-aplikasi ini, sensor-sensor ini untuk pemgembangan kontaknya," ujarnya.
Rama melanjutkan, pihaknya tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan pengembang aplikasi Jakarta Aman.
Sebab, Qlue kini telah bermitra dengan 17 kepolisian daerah di Indonesia.
Pemprov DKI meluncurkan aplikasi ponsel "Jakarta Aman" yang mempunyai fitur tombol darurat atau panic button yang terintegrasi nomor darurat 112, Selasa (12/3/2019).
Lewat aplikasi ini, pengguna juga bisa melaporkan berbagai kejadian mulai dari kekerasan pada perempuan dan anak, kenakaran, kriminal, darurat medis, hingga ketenteraman dan ketertiban umum.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/28/18171601/founder-qlue-smart-city-ekosistem-tak-bisa-1-aplikasi-jadi-champion