Nunik, adik ipar Rudi, berpendapat, pemilu serentak menyebabkan petugas TPS kelelahan hingga membuat banyaknya petugas yang jatuh sakit bahkan meninggal dunia.
"Pemilu ke depan semoga lebih fleksibel, jika dicampur kayak begini presiden, DPR, DPD, dan DPRD, itu banyak sekali. Pasti memerlukan waktu banyak," kata Nunik selesai menghadiri pemakaman Rudi di TPU Prumpung, Selasa (23/4/2019).
Nunik menilai, penghitungan suara dalam pemilu serentak jauh lebih lama dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya. Sebab, surat suara yang dihitung jumlahnya jauh lebih banyak.
Nunik mengatakan, kakak iparnya itu sudah sering menjadi anggota KPPS, tetapi baru kali ini jatuh sakit hingga meninggal dunia akibat kelelahan dalam proses pemungutan dan perhitungan suara.
Usul Nunik tersebut serupa dengan yang disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut Kalla, digabungnya pileg dan pilpres membuat pekerjaan petugas KPPS dan polisi menjadi lebih berat.
Hal ini karena waktu penghitungan menjadi lebih panjang dan distribusi logistik menjadi lebih banyak.
"Itulah yang kita khawatirkan sejak awal. Bahwa ini pemilu yang terrumit, ternyata ada korbannya baik di kalangan KPPS, juga di kepolisian ada korban," ujar Kalla di rumah dinasnya, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Hingga Selasa pagi, KPU RI mencatat, 91 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia usai bertugas. Jumlah itu berasal dari sejumlah daerah di 15 provinsi di Indonesia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/23/14054711/ketua-tps-meninggal-keluarga-minta-pilpres-dan-pileg-dipisah