Salin Artikel

Persembahan untuk Saudara Muslim, Berbuka Puasa di Wihara Dharma Bakti

Ya, sore kemarin, pihak wihara mengadakan berbuka puasa untuk kaum muslimin. Berbuka gratis di Klenteng Tek le yang terletak di kawasan petak Sembilan, Jakarta Barat ini berlangsung hingga 29 Mei 2019.

Dalam seremoni pembukaan yang dihadiri para relawan dan pengurus yayasan wihara. Animo masyarakat setempat cukup tinggi untuk mengambil takjil.

Berbagai menu seperti nasi kuning, ayam suwir, saur tumis, serta beberapa gorengan disediakan selain es buah dan teh manis. Sejak pukul 17.30, peserta telah rapi berbaris, dengan anak-anak dan lansia menempati urutan depan.

Salah seorang yang ikut mengantre, Peti (25), mengaku gembira bisa kembali berpartisipasi. Sebelumnya, kegiatan serupa juga dihelat pada Ramadhan tahun lalu.

"Membantu banget buat kita yang puasa, kita kan agak susah ekonominya. Tiga minggu bakal di sini terus, sama ibu, suami, anak-anak," kata Peti kepada Kompas.com.

Peti tampak lahap menyantap menu buka puasa bersama ibu, suami, dan anak-anaknya yang tak bisa diam. Di bawah remang senja, mereka menggelar tikar di halaman wihara, duduk lesehan sembari berbuka puasa bersama peserta lainnya. Sejam berselang, mereka pulang.

Pengurus yayasan menyebut jika kebanyakan peserta merupakan kaum dhuafa yang tinggal di sekitar wihara.

"Pembina yang sekarang kan muslim, Pak Jusuf Hamka. Beliau ingin supaya kita lebih bermasyarakat-lah untuk toleransi sesama umat beragama, umat manusia. Dari Pak Jusuf program ini khususnya untuk kaum dhuafa. Dari kita, mayoritas harusnya untuk kaum dhuafa yang muslim dulu, walaupun tidak tertutup buat warga di sini yang juga membutuhkan," kata Sundoro Aggie (31), salah seorang staf di yayasan.

Jusuf Hamka adalah pebisnis yang belakangan mendirikan warung nasi kuning harga hemat.

"Mereka yang datang sih enggak semuanya muslim ya, tapi mayoritas kita utamakan yang puasa dulu, baru yang tidak puasa," imbuh pria yang akrab disapa Zacky itu.

Asen, staf yayasan lainnya, mengamini pendapat tersebut. Menurut dia, kegiatan ini merupakan pengejawantahan sikap Dewi Kwan Im yang selalu mengedepankan kasih sayang ke seluruh makhluk.

"Kita enggak boleh pilih kasih, kita harus kasih, kasih, kasih, enggak tanya agama apa, dari mana. Kalau mau makan sama-sama buka puasa di sini (wihara) juga boleh, silakan. Sama-sama kita kumpul enggak tanya dari mana dari mana," tutur Asen.

Asen mengklaim jika para pengurus yayasan tetap memberdayakan warung-warung kecil di sekitar wihara guna menyediakan takjil gratis, alih-alih hanya mengandalkan satu supplier.

"Kita jangan terpusat di satu orang (penyedia takjil), nanti toko-toko sekitar enggak laku, soalnya semua pada pilih ke sini gratis. Jadi kita ambil dari toko-toko sekitar, supaya mereka tetap kebagian penghasilan sehari-hari," ungkapnya.

Selain sukarelawan dan pengurus, hadir pula beberapa donatur kegiatan yang kebanyakan berlatar belakang pedagang garmen. Jusuf Hamka yang hadir pada sore itu mengapresiasi kerja keras mereka semua dalam melayani kalangan yang berlainan kepercayaan.

"Saya bangga dan berbesar hati akan keberadaan klenteng ini. Apalagi, teman-teman pengurus punya kesibukan sendiri tapi meluangkan waktu untuk melayani saudara-saudara muslim yang ingin berbuka puasa," ungkap Jusuf Selasa sore kepada para pengurus yayasan dan sukarelawan yang kebanyakan berlatar belakang pedagang garmen.

"Dana yang terkumpul adalah dana dari teman-teman nonmuslim semua, untuk umat Islam, dan ini tahun kedua. Mudah-mudahan dapat ditiru di klenteng-klenteng lain di Indonesia. Mari bersuka cita!" seru Jusuf menutup sambutan.

Di sisi lain, Zacky yang sehari-hari bertugas di wihara ini menyebut jika para peserta terbantu dengan kegiatan ini. Bukan hanya membantu secara finansial, namun juga bantu memangkas jarak komunikasi antar-umat. Tak sedikit peserta yang kelak menyisihkan uangnya bagi yayasan sebagai bentuk terima kasih.

"Sekarang lebih bersahabat, bisa dibilang karena kita juga membuka tangan untuk mereka. Harapannya, mudah-mudahan perbedaan agama seperti ini tetap langgeng, terjalin silaturahmi dan tidak membeda-bedakan agama. Mudah-mudahan semakin banyak juga muslim yang ke sini," ucap Zacky.

Harapan serupa juga diutarakan Aziza (48), salah seorang yang ikut berbuka puasa gratis. Menurut dia, apa yang terjadi sore ini merupakan contoh kerukunan antarumat beragama yang tak mempan dipanas-panasi. Ia menyebut warga sekitar hidup bertetangga dengan damai.

Mudah-mudahan biar nambah saja rezekinya. Tetap rukun-rukun. Kita juga bakal siap kalau diminta tolong apa nanti, soalnya kayak gini kita juga ditolongin,” kata Aziza selepas berbuka puasa.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/08/09440691/persembahan-untuk-saudara-muslim-berbuka-puasa-di-wihara-dharma-bakti

Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke