Ia mengatakan, petugas kebersihan tak bisa mengontrol sampah jika sudah berasal dari pengunjung.
Padahal, pihaknya sudah menyediakan tempat sampah di berbagai titik dan juga tanda baca agar tidak buang sampah sembarangan.
"Kalau pembeli pengunjung lebih ke manner ya memang kami sudah sampaikan ke petugas, jangan sungkan untuk memberikan pemberitahuan atau teguran. Kami berikan papan larangan, orang sudah baca, tetapi manner-nya manner yang memang buang sampah sembarangan, padahal di situ banyak tempat sampah," ucap Bowo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/5/2019).
Pihaknya sudah mengerahkan petugas kebersihan sebanyak 23 orang dan dibagi menjadi 2 shift.
Shift pertama dari pukul 06.00 hingga 14.00 dan shift kedua mulai pukul 14.00 hingga 22.00.
Ia mencontohkan, dalam satu shift terdapat 10 orang petugas, yang terdiri dari sembilan petugas dan satu pemimpin.
Sepuluh orang tersebut bertugas membersihkan skybridge seluas 800 meter. Dengan demikian, masing-masing petugas diwajibkan membersihkan area 80 meter.
"Nah petugasnya berjalan ke depan 10-20 meter sudah ada yang buang sampah, artinya ada kendala saat petugas membersihkan, dia tidak bisa langsung balik ke belakang. Syukur-syukur dia temukan orang yang tertangkap basah lagi buang sampah akan diberikan pemberitahuan," ujarnya.
Pengelola kini membuat spanduk berukuran besar yang bertuliskan larangan membuang sampah sembarangan.
Spanduk tersebut akan disertai sanksi dan pasal yang dikenakan apabila pengunjung membuang sampah sembarangan.
"Supaya dari ujung sudah terbaca kalau perlu dikasih pasal pasal mengenai sanksi apabila membuang sampah sembarangan," tutur Bowo.
Sebelumnya, sampah berserakan di skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019). Sampah-sampah itu berserakan di sekitar kios para pedagang.
Sampah-sampah itu antara lain berupa gelas plastik, botol plastik, tisu, hingga kantong plastik.
Sampah tersebutnya umumnya berasal dari para pembeli yang melintasi skybridge tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/14/13562521/pengelola-skybridge-tanah-abang-akui-tak-bisa-kontrol-sampah-yang