Jumlah ini diprediksi naik sekitar 30 persen dari jumlah sampah yang masuk setiap hari di TPA Cipayung sekitar 900 ton per hari.
“Lonjakan volume sampah naik karena selama bulan Ramadhan ini masyarakat biasanya lebih konsumtif,” ucap Ardan saat dikonfirmasi, Selasa (14/5/2019).
Pola konsumtif pada bulan Ramadhan misalnya, membeli takjil. Takjil yang dijual rata-rata menggunakan plastik sekali pakai. Ardan juga memprediksi volume sampah tersebut akan naik terus menerus hingga Idul Fitri nanti.
“Wah nanti Idul Fitri banyak lagi yang nambah sampahnya karena kan banyak orang yang pada masak terus banyak barang-barang tersisa yang tidak bisa digunakan atau kelebihan,” ucapnya.
Ia menyatakan, sampah-sampah yang ditemukan selama bulan Ramadhan rata-rata sampah kemasan.
Kata dia, selama ini penanganan sampah masyatakat dibagi tiga kategori, yakni yang dikelola di TPA, dikelola di bank sampah, UPS (Unit Pengelolaan Sampah) hingga bank sampah.
“Jadi masyarakat yang nantinya memilah sampah organik dan sampah non organik diletakkan di ember yang sudah disediakan. Sampah yang organik dibuang ke Unit Pengelolaan Sampah (UPS) terdekat, apabila non organiknya bisa ke bank sampah,” ucapnya.
Kemudian, sampah yang dikirim ke TPA merupakan sampah residu (sampah yang sudah tidak bisa didaur ulang kembali).
Ardan mengatakan, pihaknya terus memaksimalkan pengangkutan sampah di 11 kecamatan wilayah Depok.
"Pelayanan kita maksimalkan dengan penataan sampah di TPA agar tidak terjadi penumpukan sampah karena memang sampahnya kan sudah overload, karena kalau tidak ya warga juga yang terkena dampaknya," katanya.
Kondisi TPA Cipayung Depok sudah over kapasitas dan semakin membahayakan warga di sekitarnya. Saat ini tinggi tumpukan sampah di TPA Cipayung mencapai 20-30 meter dan dikhawatirkan akan longsor.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/15/03200091/bulan-ramadhan-sampah-di-tpa-cipayung-naik-hingga-200-ton-per-hari