Salin Artikel

Gerindra Tolak Tandatangani Hasil Rekapitulasi KPU DKI karena DPTb dan DPK Dinilai Janggal

"Gerindra menolak hasil rekap pemilihan presiden dan pileg juga. Banyak yang menjadi pertimbangan. Kemudian ada asas-asas yang harusnya dipegang KPU, akuntabel, transparan," kata Syarif di kantor Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandiaga, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/5/2019).

Ia mempermasalahkan jumlah daftar pemilih tambahan (DPTb) dan daftar pemilih khusus (DPK) untuk pemilihan presiden, DPR, serta DPRD. Menurut dia, suara DPTb yang memilih caleg seharusnya lebih kecil dibanding DPTb capres. Begitu juga dengan suara DPK caleg yang harusnya lebih kecil dari capres.

Hasil perolehan suara pilpres dan pileg 2019 DKI berdasarkan hasil pleno tingkat provinsi atau disebut DC1. Dalam data itu terangkum pengguna DPTb capres mencapai 101.026 suara. Sementara DPTb DPR 33.990 suara dan DPTb DPRD 30.463 suara.

"Ya DPTb pilpres ya 122 ribu jadinya 101 ribu. (Sebesar) 80 persen apalagi yang DPK, 225 ribu yang enggak nyoblos 4.000 orang, apa iya," kata dia.

Lalu jumlah pengguna DPK capres sebesar 221.536 suara, DPK DPR 221.554 suara, dan DPK DPRD 221.555 suara.

Ia merasa janggal jika jumlah pemilih DPK keseluruhannya sama. Padahal menurut dia, DPK yang memilih presiden belum tentu bisa memilih DPR, DPRD, dan DPD. Terutama DPK yang berasal dari daerah.

"Suara DPK linear 221 ribu walaupun digit di belakangnya berbeda. DPK pileg seharusnya lebih kecil dari DPK presiden. Orang bodoh juga ngerti ini," jelas dia.

Jumat kemarin, saksi pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 menolak untuk menandatangani hasil penghitungan suara pemilihan presiden dan wakil presiden di tingkat Provinsi DKI Jakarta.

Penolakan tanda tangan itu diawali keberatan yang diajukan saksi 02, Ahmad Fauzi, terhadap DPTb dan DPK yang tercantum dalam rekapitulasi yang diselenggarakan KPU di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, kemarin.

"Saya agak keberatan mungkin kita harus sinkronkan dulu antara DPTB dan DPK. Kami melihat ada kurang sinkron angka, kami minta form keberatan saja," kata Fauzi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/18/21394561/gerindra-tolak-tandatangani-hasil-rekapitulasi-kpu-dki-karena-dptb-dan

Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke