Salin Artikel

Program Pangan Murah dan Harapan Warga Rusun

Warga telah mengantre untuk membayar paket pangan murah sejak pukul 08.00 WIB. Beberapa dari mereka yang membeli pangan murah tampak menenteng banyak kantong plastik dan kardus sekaligus, yang berisi beras 5 kg, ikan kembung 1 kg, telur ayam 15 butir, daging sapi 1 kg, daging ayam 1 kg, dan susu kotak satu karton.

Jika tanpa susu, paket pangan murah itu ditebus seharga Rp 96.000. Susu hanya bisa ditebus menggunakan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus seharga Rp 30.000 per karton.

Ada dua mobil boks dan satu mobil bak yang terparkir di area rusun. Mobil-mobil itu berisi pangan-pangan murah yang dapat ditukarkan warga dengan bukti pembayaran.

"Ini nitip, ada tetangga bilang sekalian," kata Sudarmini (53) saat petugas menanyakan banyaknya jumlah daging yang akan diambil.

Salah seorang petugas dari PD Dharma Jaya yang bertanggung jawab menukarkan daging dengan kupon pembayaran mengatakan, Rusunawa Tipar Cakung selalu ramai saat ada program pangan murah.

"Di sini langganan (ramai) memang. Ramai terus, jam 12-an kadang sudah habis. Padahal di rusun lain sampai jam 14.00 biasanya," kata petugas yang enggan disebut namanya itu.

Berharap jadi program khusus penghuni rusun

Petugas PD Dharma Jaya itu mengemukakan, pihaknya sering mendapati warga rusun kecewa karena kehabisan stok pangan murah. Soalnya, terdapat sejumlah warga nonrusun yang ikut membeli pangan murah itu.

"Jadi kalau dicampur sama orang luar, kadang ribut juga penghuninya karena merasa enggak kebagian. Kalau kata saya mah mendingan dikhususin saja, jadi masing-masing ada jatahnya," kata dia.

Sejumlah warga di beberapa rumah susun (rusun) milik Pemprov DKI Jakarta pun berharap pemerintah menggelar program pangan murah khusus untuk penghuni. Aspirasi ini, menurut warga, menghindari antrean panjang dan tidak cukupnya ketersediaan pangan murah.

"Biasanya kami... ngantre panjang karena kami nyampur sama warga dari luar (rusun). Biasanya itu kalau pengambilannya di RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak) kayak begitu," ujar Agustin (60), penghuni Rusunawa Tipar Cakung, kemarin.

"Harapannya dikhususkan saja buat warga rusun, enggak usah dicampur orang luar, di sini kan kami sudah banyak," kata dia.

Senada dengan Agustin, Bram (30) juga menyatakan, pengambilan pangan murah relatif nyaman apabila dikhususkan bagi penghuni rusun 10 tower di tempatnya. Hal ini juga diharapkan berlaku bagi rusun-rusun lain.

"Enak begini, cuma kalau pas digabung itu kusut. Coba di sini nanti tanggal 21, kan ada lagi di RPTRA, itu kedatangan orang luar. Warganya kan lebih susah diarahin. Antrenya bisa lebih pagi lagi waktu matahari belum keluar, itu dapatnya jam 10-an. Enakan gini aja dikhususin," kata Bram.

Namun, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Darjamuni menyebutkan, aspirasi tersebut belum bisa dipenuhi, sebab rusun hanya menjadi titik distribusi pangan murah, bukan eksklusif bagi penghuni saja.

"Pangan murah di rusun bukan berarti hanya untuk penghuni saja, karena itu sekadar titik distribusi. Selama dia (warga) punya KJP atau kartu lain, boleh saja (ikut pangan murah di rusun)," kata Darjamuni, Selasa siang.

Darjamuni menambahkan, pihaknya tidak akan memberikan perlakuan istimewa bagi penghuni suatu rusun, sekalipun pangan murah dibagikan di rusun tersebut.

"Tidak ada prioritas, karena kami tidak enak, takutnya ada yang bukan penghuni rusun tapi dia di dekat sana jadi mau ngambil di rusun," kata dia.

Menurut Darjamuni, kuota pangan murah yang tersedia cukup bagi seluruh pihak. Penghuni rusun, menurutnya, tak perlu cemas kehabisan pangan.

"Kalau penghuni rusun tidak kebagian, tidak mungkin. Kalau dia punya kartu rusun pasti kami layani semua. Berdasarkan pengalaman, volume kami tidak pas-pasan karena kami tambahin. Biasanya selalu sesuai dengan warga rusun yang memiliki kartu," ujar Darjamuni.

Menghemat pengeluaran

Warga Rusunawa Tipar Cakung mengemukakan, program itu membantu mereka berhemat. Anggaran bulanan yang awalnya dialokasikan untuk kebutuhan dasar jadi bisa dialihkan untuk keperluan lain dengan adanya program pangan murah rutin itu.

"Membantu sekali, membuat kami mengurangi pengeluaran tiap bulan. Kalau enggak ada ini kan belinya harus di pasar, lebih mahal. Jadi bisa buat lain-lain," kata Agustin.

Beberapa produk pangan murah yang dibeli bisa memenuhi kebutuhan warga hingga beberapa pekan.

"Kalau berapa lama, tergantung pemakaian sih, kalau saya sih sebulan enggak cukup-cukup amat, habis mungkin 3 minggu kalau beras. Ayam, daging sapi, lauk lain-lain mungkin setengah bulan habisnya," ujar Eta (58), adik Agustin.

Hal serupa dirasakan Bram, yang tinggal bersama seorang anak dan istri serta asisten rumah tangga. Ia mengaku bisa menghemat pengeluaran bulanan hingga tiga kali lipat.

"Kalau saya hitung matematis itu bisa Rp 350 ribuanlah kalau kami beli biasa. Kalau ambil di sini berarti kan bisa hemat tiga kalinya. Harga sih terjangkau ya. Bukan terjangkau lagi, murah. Yang utamanya sangat membantu sih, ya, telur sama beras," kata Bram.

Menurut Bram, daging sapi murah yang telah ia beli belum sempat habis ketika program tersebut kembali digelar bulan berikutnya.

Mutu ikan dan daging perlu ditingkatkan

Warga rumah susun boleh jadi tak akan melewatkan kesempatan sebulan sekali itu guna mendapatkan pangan-pangan dengan harga terjangkau dengan kualitas yang tidak seadanya. Namun, mereka berharap kualitas sejumlah produk pangan ditingkatkan.

"Kualitas sih sejauh ini bagus. Berasnya sih yang saya enggak pernah nyesel. Berasnya nih agak lumayan pulen, bagus. Kalau beras yang jelek kan dia dimasak nyusut, ini enggak. Telur juga memang kualitas bagus saya lihat, dibuka itu kuningnya kelihatan mendekati merah. Kalau daging kami lihat dulu," kata Bram.

"Ikan sekarang agak kotor nih, ada darahnya. Biasanya bagus lebih rapi dan bersih, kalau ini kan kayaknya kurang dicuci nih. Nanti sampai rumah paling saya cuci lagi," ujar dia.

Eta dan Agustin juga mengatakan, daging sapi dan ikan kembung kadang-kadang tidak dalam kualitas prima.

"Daging kurang. Kadang itu kita konsumsi kan enggak langsung dimasak, tapi di kulkas, begitu kami mau konsumsi sudah hambar, sudah enggak berasa dagingnya. Setiap bulan begitu," kata Eta.

"Berasnya yang bagus, pulen. Ayam juga masih lumayan, kalau ikan agak kurang tuh," tambahnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menyelenggarakan program pangan murah dengan titik-titik distribusi di sejumlah rumah susun (rusun) dan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di lima wilayah kota administrasi DKI Jakarta.

Berdasarkan informasi di akun Instagram @dkijakarta, program pangan murah itu dapat diikuti oleh warga Jakarta yang memiliki KJP Plus, Kartu Pekerja, dan Kartu Lansia Jakarta. Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), PHL, dan PJLP setara UMP, serta penghuni rusun Pemda juga dapat turut serta.

Syaratnya, warga mesti membawa kartu bagi pemegang KJP Plus, Kartu Pekerja, dan Kartu Lansia Jakarta. Bagi PPSU, PHL, dan PJLP setara UMP, wajib membawa kartu ATM Bank DKI dan tidak termasuk dalam daftar hitam atau blacklist. Sementara itu, penghuni rusun Pemda wajib membawa kartu ATM custom alias kartu identitas penghuni rusun yang di dalamnya terdapat saldo dari Bank DKI.

Program ini bakal menyapa warga di berbagai rusun dan RPTRA selama 10 hari, terhitung sejak Senin lalu sampai 27 Juni ini, kecuali hari Minggu tanggal 23 Juni 2019.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/19/06595201/program-pangan-murah-dan-harapan-warga-rusun

Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke