Salin Artikel

23 Tahun Alat Tak Diganti, Planetarium Jakarta Menunggu Revitalisasi

Kondisi itu berdampak pada berkurangnya pertunjukan yang bisa digelar.

"Last time-nya itu kan 15 tahun. Namanya makin lama makin tua emang harus ada perawatan khusus. Makanya pertunjukan berkurang hanya dua kali (sehari)" ujar Kepala Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukan dan Publikasi Planetarium dan Observatorium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo ketika dihubungi, Selasa (16/7/2019).

Eko menjelaskan, perusahaan Carl Zeiss Jerman yang biasa menjual dan merawat suku cadang Planetarium dan Observatorium Jakarta, menolak untuk memberikan pelayanan lagi sejak 2015.

"Ada masalah (Carl Zeiss) dengan PT lain yang efeknya ke kita. Tapi syukur kita bisa mengatasi. Dulu ada pengadaan alat dan pemodernisasi alat, entah mengapa lah ujung-ujungnnya begitu" kata Eko.

Hingga 2014, Planetarium dan Observatorium Jakarta masih bisa menggelar pertunjukan tujuh kali dalam sehari.

Namun, angka tersebut terus merosot dan sekarang hanya bisa dua kali per hari.

"Namanya alat sudah tua. Terutama komponen lampu, dimmer, DSM (Digital Servo Module), masih banyak lagi" ungkapnya.

Saat ini, ada delapan teknisi Planetarium dan Observatorium Jakarta yang terus mengusahakan merawat sendiri dan mengganti komponen yang rusak dengan mencari suku cadang yang kompatibel.

Sementara BUMD PT Jakpro sedang mendalami proses pembahasan revitalisasi yang akan dilaksanakan 2020.

"(Revitalisasi) sedang direncakanan dengan PT Jakpro. Kan mereka sedang menyusun kebutuhan-kebutuhan itu jadi nanti 2021 selesai. Kita tahun depan dimulai, mungkin Juni," ujarnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/17/09221231/23-tahun-alat-tak-diganti-planetarium-jakarta-menunggu-revitalisasi

Terkini Lainnya

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke