Salin Artikel

Cara Planetarium Siasati Polusi dan Gedung Tinggi di Jakarta demi Melihat Bintang

JAKARTA, KOMPAS.COM - Mempelajari langsung astronomi yang berkaitan dengan angkasa memerlukan kondisi udara yang bersih dan gelap.

Namun, di Jakarta kedua kondisi itu cukup sulit untuk didapatkan lantaran padatnya penduduk dan tingginya pembangunan di kota metropolitan.

Lalu bagaimana siasat Planetarium dan Observatorium Jakarta yang terletak di Cikini Raya agar tetap bisa melakukan observasi dan pengamatan benda-benda langit?

Menurut Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukan dan Publikasi Planetarium dan Observatorium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo, Rabu (17/7/2019), pihaknya mengandalkan rotasi bumi dan perhitungan astronomi untuk mengamati langit.

"Kalau dulu kan kita acak saja jam pengamatannya, tapi sekarang benar-benar harus kita hitung. Kalau enggak nanti tertutup, jadi bagaimana caranya kita tunggu sampai (benda-benda langit) melewati gedung-gedung (tinggi) itu," ujar Eko.

Ia memaparkan beberapa benda langit masih ada yang cukup terang untuk diobservasi dengan teleskop. Seperti bulan, planet Jupiter, planet Saturnus, dan planet Mars.

Namun, untuk mengamati rasi bintang, Planetarium dan Observatorium Jakarta biasa melakukan pengamatan di luar kota yang masih memiliki udara bersih dan gelap.

"Untuk bintang-bintang yang cahayanya sudah redup, kita selenggarakan di luar daerah. Besok kita akan adakan star party, paling dekat di Bogor. Pernah di Dieng dan Pasuruan, kita mencari tempat yang betul-betul gelap," kata Eko.

Ia mengatakan, biasanya remaja hingga dewasa adalah mereka yang paling berminat melakukan pengamatan benda langit. Sementara untuk pertunjukan ruang angkasa memiliki segmen anak-anak usia 13 tahun ke bawah.

"Kemarin ada gerhana bulan sebagian, itu ada 500 orang hadir dari sore sampai subuh," kata Eko.

Sementara untuk jumlah kunjungan umum Planetarium dan Observatorium Jakarta pada akhir pekan bisa mencapai 1.300 orang. Namun, jumlah ini menurun dari tahun-tahun sebelumnya akibat pertunjukan yang hanya dilangsungkan dua kali dalam sehari.

"Dulu bisa sampai 2.000 orang saat Sabtu Minggu, karena dulu sampai tujuh kali pertunjukan. Kalau sekarang hanya 1.300," ujarnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/18/10400091/cara-planetarium-siasati-polusi-dan-gedung-tinggi-di-jakarta-demi-melihat

Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke