Salin Artikel

Mengenal Wawan 'Game', Pasien Gangguan Jiwa yang seperti Sedang Bermain Game Online

Pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat itu sudah tiga bulan dirawat di Yayasan Jamrud Biru, Bekasi Timur, lembaga rehabilitasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), bersama 115 ODGJ lain.

"IS diantar dari PSM (Pekerja Sosial Masyarakat) Gerak Cepat Bersama ke Yayasan Jamrud Biru dengan kondisi fisik memprihatinkan dan keadaan mentalnya lumayan parah," ujar Suhartono, pemilik Yayasan Jamrud Biru ketika ditemui Kompas.com, Kamis (18/7/2019).

"Dia enggak ngeh sekeliling, saraf motoriknya kayaknya sudah rusak," kata Suhartono.

Saat ditemui Kompas.com, IS atau yang dikenal sebagai Wawan Game tak pernah beranjak dari kursinya. Selama berjam-jam, ia tetap diam, kecuali jari-jari tangannya yang senantiasa bergerak-gerak layaknya pemuda yang sedang gandrung gim online.

Tak heran, ia dijuluki Wawan "Game". Bahkan, dalam daftar pasien lantai dasar di Yayasan Jamrud Biru, namanya ditulis sebagai "Iwan Game" pada urutan ke-25.

Sebelumnya, sebuah video yang merekam perilaku Wawan yang terus menggerakkan tangannya seolah-olah memegang game console, beredar di media sosial. Video tersebut salah satunya diunggah oleh akun Instagram @info.biasa.

"Dia pasif, kalau tidak kami pindahkan, atau lakukan kegiatan, dia enggak akan berpindah. Untuk pembinaan, pasien lain untuk futsal atau senam akan ikut," kata Suhartono.

"Kalau Wawan enggak. Enggak kami gerakkan, dia enggak akan gerak," imbuhnya.

Saat Kompas.com berbincang dengan Suhartono, Wawan setia pada posisinya. Masker selalu melekat di wajahnya untuk membendung air liur yang kerap merembes dari bibirnya. Beberapa kali ia diajak bicara wartawan. Namun dia tak merespons.

"Efek obat dulu. Dulu dia ngamukan, dihajar obat malah jadi seperti robot enggak punya emosi. Dia enggak akan pernah bilang 'aduh!'. Diajak ngomong juga dia enggak ngejawab," kata Suhartono.

Pada sekitar pukul 11.30 WIB, seluruh warga binaan Yayasan Jamrud Biru berkumpul di halaman di bawah naungan tenda. Para petugas yayasan hilir-mudik membawa piring, gelas, dan panci. Waktu makan siang datang.

Dari seluruh pasien, yang hampir semuanya berkepala plontos, Wawan termasuk satu dari antara beberapa pasie yang tak mengambil makanan mereka sendiri. Ia perlu disuapi.

"Susah kalau Wawan enggak disuapin, berantakan, kalau disuapin baru makan. Makannya lama, harus sabar," kata Suhartono sembari menyuapi IS setelah meniup-niup menu nasi dan sop ayam siang itu.

Beberapa butir nasi berjatuhan dari bibirnya yang tak dapat mengatup rapat kala mengunyah. Butuh waktu 40 menit lebih bagi Wawan menghabisi menu siang itu.

"Kalau enggak salah sekitar April 2019 datang. Sakit lama di rumahnya saya enggak tahu berapa lama. Yang jelas diantar ke sini dalam kondisi sudah sakit begini, kurus, pucat. Alhamdulillah Allah kasih dia sehat sekarang," tutur Suhartono.

"Perubahan sudah agak banyak sekarang, sudah agak isi badannya, tinggal perbaikan mentalnya. Saat datang berat badannya 23 kilogram. Kami kasih makan nutrisi, vitamin, kami  rutinkan makan yang sehat. Alhamdulillah sudah 34 kilogram," imbuhnya.

Para petugas yayasan tampak menaruh perhatian pada Wawan ketika Kompas.com dan beberapa awak media lain mengunjungi Yayasan Jamrud Biru. Sejumlah pasien yang sudah hampir sehat beberapa kali menyambangi Wawan, tanpa diminta, untuk mengantar gelas berisi minuman saat Wawan makan siang. Sekali-sekali, Suhartono melakukan terapi pada jari-jari Wawan yang tak mau diam.

"Ada beberapa yang kami lakukan. Ada terapi saraf, totok, dan juga terapi ramuan air kelapa, pembinaan agama. Walaupun dia tidak merespons tapi pelan-pelan kami didik agar dia mengerti," jelas Suhartono.

Pria 43 tahun itu kemudian mempraktikkan salah satu bentuk terapi yang ia terapkan pada IS . Ia menarik tangan IS hingga tubuh kurusnya berdiri. Kedua tangannya dipisahkan sambil dipijit.

"Nih, ini ngelawan, nih, dia," kata Suhartono.

"Kami tarik tangannya pelan-pelan. Kami coba pijit, kegiatan lain kami ajak muter, keliling panti. Kalau pagi, jari tangannya saya kasih beban 2-3 kilogram untuk dia pegang, walaupun ditaruh lagi benda itu. Kami gerakkan seperti senam," ujar dia.

Hingga saat ini, Wawan masih perlu dimandikan oleh petugas yayasan. Ketika mandi, kata Suhartono, tangan Wawan tak lagi bergerak-gerak seperti sedang scroll layar handphone.

Akan tetapi, ketika hendak tidur, tangan Wawan tak ikut rebah. Sekilas, persis seperti orang-orang yang tak bisa lepas memelototi media sosial dari layar gawai sesaat sebelum tidur, padahal tubuh sudah rebah.

Saat hendak tidur selepas makan siang, misalnya, perlu bantuan pasien lain yang hampir sembuh untuk merebahkan tubuh Wawan. Pasien tersebut juga berulang kali harus mencekal tangan Wawan yang kembali mengangkat sambil menggerakan jari.

Karena tak ditemani seseorang yang punya kesabaran tingkat tinggi hingga ia terlelap, Wawan pun bangun dan kembali duduk. Tangannya masih dan terus seperti itu.

"Dia itu tetap gitu waktu mau tidur, mesti kami jagain di sampingnya baru tidur," tutur Suhartono.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/18/17392661/mengenal-wawan-game-pasien-gangguan-jiwa-yang-seperti-sedang-bermain-game

Terkini Lainnya

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke