Salin Artikel

Anies Menjawab Kritikan Pembongkaran Instalasi Getih Getah...

JAKARTA, KOMPAS.com - Instalasi bambu Getih Getah di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, sempat kembali menjadi perbincangan publik lantaran dibongkar.

Banyak masyarakat hingga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menyayangkan karya seni ini dibongkar karena dibuat dengan biaya yang fantastis yakni Rp 550 juta.

Namun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki penilaian berbeda terhadap pembongkaran ini.

Mempunyai masa hidup

Anies menyebut bahwa instalasi bambu itu memang sudah waktunya dibongkar. Hal ini lantaran bahan dasar instalasi itu adalah bambu yang mempunyai masa hidup.

"Kita menggunakan material lokal bambu. Pada waktu itu malah saya katakan diperkirakan usianya enam bulan. Proyeksinya waktu itu usianya enam bulan dan Alhamdulillah dengan sekarang bisa sampai 11 bulan," ucap Anies di Balairung, Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2019)

Ia menegaskan bahwa karya seni itu adalah bagian dari sambutan untuk Asian Games 2018 lalu.

Maka saat ini sudah sewajarnya untuk dibongkar seperti barang-barang Asian Games lainnya.

"Semua yang kita pasang kemarin dalam rangka menyambut Asian Games sudah dicopot beberapa bulan sesudah Asian Games. Bertahan sampai bulan Juli adalah bonus. Yang lain-lain sudah dicopot semua," kata dia.

Anggaran untuk petani bambu

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengatakan bahwa anggaran yang dikeluarkan untuk membeli Getih Getah adalah untuk membantu para petani bambu. Hal ini sekaligus untuk menjawab kritikan orang tentang anggaran fantastis instalasi bambu ini.

"Anggaran itu ke mana perginya? Perginya ke petani bambu. Uang itu diterima oleh rakyat kecil. Kalau saya memilih besi, maka itu impor dari Tiongkok mungkin besinya. Uangnya justru tidak ke rakyat kecil. Tapi kalau ini, justru Rp 550 juta itu diterima siapa? Petani bambu, pengrajin bambu," kata dia.

Ia lalu membandingkannya dengan bahan baku lain. Jika instalasi seni ini menggunakan bahan dasar lain, bisa saja Pemprov DKI harus mengimpor dari luar negeri.

"Coba dihitung ongkos yang lainnya barangkali akan ketemu angka yang besar, malah kalau yang lain menggunakan besi belum tentu produksi dalam negeri. Tapi kalau bambu hampir saya pastikan tidak ada bambu impor. Bambunya produksi Jawa Barat dikerjakannya oleh petani oleh pengrajin lokal," jelasnya.

Lebih sering mengundang seniman

Meski mendapat kritikan, Anies tak berhenti untuk membangun instalasi seni di Jakarta.

Ia mengatakan akan lebih sering mengundang para seniman untuk membuat dan menunjukan karya seni seperti Getih Getah.

Karya seni yang ditunjukan harus menggunakan bahan-bahan lokal dan bernuansa Indonesia.

"Kita akan lebih sering lagi mengundang para seniman terutama yang menggunakan bahan-bahan lokal untuk menunjukkan karyanya di sini. Sama seperti karya-karya seni yang lain kalau mereka mempresentasikan pasti ada durasi waktunya," ujarnya.

Nantinya lokasi pameran karya seni tak hanya berada di Bundaran HI tetapi bisa di lokasi lain.

"Iya bisa di mana saja. Jadi tidak harus di lokasi yang sama. Lokasi bisa di mana saja. Bisa di taman, di Bundaran HI. Jadi tidak harus di lokasi yang sama," kata dia.

Mengenai kritikan yang diterima karena Pemprov DKI Jakarta menghabiskan anggaran untuk karya seni yang tak bertahan lama, Anies mengatakan hal tersebut hanya ramai di sosial media.

"Menurut saya ini terlalu sosmed. Sesuatu yang ramai di sosmed saja," tutup Anies.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/22/09174901/anies-menjawab-kritikan-pembongkaran-instalasi-getih-getah

Terkini Lainnya

'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke