Ketua RT 02 Rusun Jatinegara Barat, Warji mengatakan, penghuni rusun yang menunggak sewa umumnya warga yang direlokasi dari proyek pelebaran jalan di Kampung Pulo.
"Kami sekarang kan hidup di rusun. Ini warga kan kebanyakan relokasi dari Kampung Pulo. Biasanya pas di Kampung Pulo enggak ngontrak, sekarang ngontrak, harus bayar sewa. Jadi kami belum siap untuk membayar. Itu alasannya," kata Warji di Rusun Jatinegara Barat, Senin (22/7/2019).
Ia menambahkan, sebagian besar penghuni rusun berprofesi sebagai buruh harian lepas yang penghasilannya tidak menentu. Hal itu membuat sebagian besar warga tidak sanggup membayar sewa rusun per bulan, yaitu sebesar Rp 300 ribu.
Biaya itu belum termasuk biaya listrik dan air. Jika ditotal, tiap kepala keluarga (KK) harus mengeluarkan dana sekitar Rp 700 ribu per bulan untuk biaya listrik, air, dan sewa.
"Warga terprogram (relokasi Kampung Pulo) itu biaya sewanya Rp 300 ribu. Kalau warga umum Rp 460 ribu. Saya sendiri juga nunggak 9 bulan. Karena uangnya untuk anak saya sekolah dulu. Saya dipanggil pengelola. Saya perlihatkan kuitansi bayar sekolahnya. Nunggak rusun kurang lebih Rp 3,8 juta," ujar Warji.
Di papan pengumuman di lantai satu rusun, pengelola memajang daftar penghuni yang menunggak biaya sewa. Lama menunggak bervariasi. Ada yang menunggak 1 bulan, ada yang 3 bulan. Bahkan ada penghuni yang telah menunggal lebih dari 20 bulan dengan total tunggakan Rp 20 juta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/22/19305131/penghuni-rusun-jatinegara-barat-menunggak-sewa-hingga-rp-20-juta