Para petugas Tagana akrab dengan para imigran. Bagaimana tidak, setiap hari sejak dipindahkan ke gedung itu, para petugas Tagana bertemu mereka.
Petugas Tagana yang kerjanya dibagi dalam dua shift sehari itu mengurus keperluan imigran. Dari makanan hingga berbagai keperluan lain.
Pramono (47) salah satu petugas Tagana menceritakan bagaimana sulitnya mengatur anak-anak kecil yang kerap berlari-lari, kadang-kadang hingga ke jalan raya.
"Anak-anak ini yang paling susah diatur, bukan apa-apa kadang takut kalau lari-lari ke jalan raya banyak kendaraan. Tapi, namanya anak-anak, ya memang begitu," katanya saat ditemui Kompas.com, Senin (22/7/2019).
Namun, Pramono merasa iba atas situasi yang mereka alami. Dia mengatakan, anak-anak itu seharusnya sekolah seperti anak-anak pada umumnya.
"Tapi, kadang-kadang kasihan lihatnya, bagaimana masa depan mereka nanti," kata Pramono.
Pramono juga bercerita, perselisihan antar imigran sering terjadi. Biasanya karena masalah-masalah sepele, seperti antre saat mengambil air wudhu, makanan, atau minuman.
Gesekan-gesekan seperti itu juga harus dia hadapi, dan beberapa kali para petugas Tagana menengahi.
"Mereka juga mungkin stres ya, di tempat kecil begini orang banyak. Tapi hanya gesekan kecil saja. Kita yang berkeluarga kecil saja kadang-kadang juga cekcok, apalagi ini dari macam-macam negara," kata Pramono.
Petugas Tagana lainnya tampak bersenda gurau dengan anak-anak imigran. Salah satunya Iwan, yang menyuruh salah satu anak dari Somalia untuk bernyanyi.
"Ayo, kamu katanya bisa nyanyi, nyanyi apa coba," kata Iwan kepada anak itu.
Iwan mengatakan, anak-anak para pencaroi suaka itu kebanyakan bisa berbahasa Indonesia. Karena itu, dia lebih sering berkomunikasi dengan anak-anak.
"Ya, mereka rata-rata bisa bahasa Indonesia, ngobrol begini hiburan jugalah," kata Iwan.
Kesulitan lain para petugas Tagana adalah memberi tahu para imigran agar tidak mengambil jatah makanan berlebih. Kejadian seperti itu kerap terjadi. Namun para petugas dengan sabar memberi tahu.
"Ya, kadang sudah ambil jatah (makanan) ibunya, nanti anaknya ambil lagi, suaminya juga. Kami sih kasih tahu terus saja, kami kan juga sudah hafal ini keluarga siapa," kata Iwan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/22/22410681/cerita-petugas-tagana-hadapi-para-pencari-suaka