Setidaknya sudah 26 jam warga di sana tanpa listrik.
Farid Assifa, salah seorang warga, menuturkan, listrik pertama kali padam sekitar pukul 12.00 pada Minggu (4/8/2019).
Setelah itu, pada pukul 22.00 lampu sempat menyala.
"Tapi baru 5 menit nyala, mati lagi sampai sekarang," ujar Farid kepada Kompas.com, Senin siang.
Di malam hari itu, dalam kondisi yang gelap gulita, warga hanya mengandalkan lilin. Suara bayi-bayi yang menangis terdengar mewarnai malam itu.
"Malam-malam bayi menangis karena kepanasan. Di kompleks ada 5 bayi," ujar dia.
Selain itu, warga juga sulit untuk memasak. Pedagang nasi goreng pun diserbu. Belum sampai jam 20.00, seluruh nasi goreng ludes.
Pagi harinya, warga kembali dihadapkan persoalan air bersih. Bahkan, untuk mendapatkan air bersih, warga harus membawa galon dan antre di masjid ataupun di salah satu rumah warga yang memiliki genset.
Persoalan demi persoalan akibat padamnya listrik ini sangat mengganggu aktivitas warga yang seharusnya memulai bekerja dan anak-anak bersekolah Senin ini.
Farid menuturkan, di sekolah anaknya di SD Tunas Cendikia, banyak siswa izin.
"Banyak yang izin karena engga bisa mandi yang hadir cuma 8 dari 25 siswa SD Tunas Cendikia," katanya.
PLN mohon doa
Sebelumnya, listrik di sejumlah wilayah di Jawa dan Bali mati total selama sekitar 7 jam hari Minggu kemarin.
Pada Senin pagi ini, listrik di sejumlah daerah di Jakarta kembali padam setelah sempat mendapat aliran listrik semalam.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PT PLN Dwi Suryo Abdullah mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan kapan aliran listrik di Jakarta normal lagi.
"Mohon doanya semoga hari ini pagi ini pulih kembali. Saya enggak bisa memastikan pulih berapa jam. Sekarang semua kami pantau dari titik, kami upayakan agar supaya tidak membahayakan dari instalasi yang ada," ujar Dwi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/05/15025991/listrik-padam-26-jam-di-serpong-utara-bayi-menangis-hingga-antre-air