"Kebetulan waktu itu ada pengajian, diundur jadi jam setengah dua siang," kata Agus, Pengurus Masjid Darussalam kepada Kompas.com, Kamis (29/8/2019).
Agus menyampaikan, setiap hari Senin mereka rutin mengadakan pengajian mingguan yang berlangsung setelah Shalat Dzuhur hingga Shalat Ashar.
Namun pada hari itu, seorang warga beragama Kristen yang tinggal di gang sempit sebelah Masjid meminta izin kepada pengurus untuk menggunakan pelataran Masjid sebagai tempat kebaktian tutup peti.
Ibadah tutup peti biasa dilakukan sebelum jenazah dibawa ke pemakaman.
"Keluarga dari pak Gultomnya sounding ke ketua masjid minta izin menggunakan pelataran. Alasannya karena kondisi gang sempit dan peti tidak masuk keluar rumah," ujarnya.
Pengurus Masjid serta peserta pengajian mengizinkan penggunaan pelataran tersebut sebagai toleransi antarumat beragama.
Kebaktian berlangsung sekitar 30 menit hingga pukul 13.00 WIB. Usai kebaktian, peti jenazah kemudian ditutup lalu dibawah keluarga ke pemakaman.
Setelah ibadah tersebut, salah seorang keluarga yang mengikuti kebaktian mengunggah momen itu di media sosial.
Dalam akun Facebook bernama Jeferson Goeltom. Ia mengucapkan terima kasih kepada pengurus Masjid dan warga sekitar telah mengizinkan penggunaan pelataran masjid.
"Terima kasih saudaraku Pengurus Masjid dan masyarakat sekitar atas bantuan dan toleransi yang super tinggi," tulis Jeferson dalam akun Facebooknya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/29/19003821/pengurus-masjid-di-cempaka-baru-sempat-tunda-pengajian-karena-ada