Salin Artikel

Pedagang Nasi Kapau Kramat Raya Mengaku Pasrah dan Khawatir Pendapatan Merosot Usai Direlokasi

JAKARTA, KOMPAS.COM - Kios-kios nasi kapau di atas trotoar Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat sudah dikosongkan.

Hanya etalase dan meja-meja saja yang tersisa di sana. Sementara perabotan dagangan telah dibawa pemiliknya masing-masing untuk disimpan.

Buyuh (53), pedagang nasi kapau di salah satu kios di sana mengaku pasrah, karena mau tidak mau ia harus mengikuti perintah pemerintah.

"Ya kan ini tanah bukan punya kami, ya sudah kalau memang mau dilebarin (untuk trotoar). Kan mau enggak mau kami harus ikutin," kata Buyuh, Jumat (6/9/2019).

Bayuh mengaku belum tahu akan pindah ke mana karena ia pun meragukan tempat relokasi sementara yang disediakan.

"Ini kita dipindahin ke sana. Tapi yang dagang banyak, emang muat? Lihat saja nanti," tutur Buyuh.

Senada dengan Buyuh, Uni Ani (45) juga mengatakan hal yang sama.

"Ini kan sempit. Dagang nasi kayak begitu ya susah. Dua meter aja susah. Apalagi lahan segitu doang dibagi ada berapa pedagang," kata Ani.

Unia Ani mengatakan, relokasi memang memberatkan. Terlebih penjualan nasi kapau miliknya sudah mulai turun sejak lahan setempat direnovasi dua tahun lalu oleh Mayora.

"Kalau yang di sana (dekat persimpangan) memang ramai. Tapi yang kesini sepi banget. Apalagi sejak dibenerin. Sekarang mau dilebarin, memberatkan," ungkap Ani.

Ia juga mempertanyakan alasan pemerintah mau melebarkan trotoar.

"Trotoar dilebarin, tapi tempat parkir enggak ada. Parkir enggak dibolehin (di trotoar). Sama aja bohong," kata Uni Ani.

Wanita yang menuruni bisnis orangtuanya itu mengatakan, selain relokasi sementara, pemerintah juga harus memperhatikan hal-hal pendukung untuk menarik minat pembeli. Seperti penerangan dan tempat parkir.

"Katanya dipindahin ke sana, tapi di depannya ditutupin seng (selama proyek pelebaran trotoar). Ya bagaimana orang lihat? Apa mereka mau beli? Harus terang, ada tempat parkir, macam-macam lah " ungkap Uni Ani.

Wakil Walikota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan, para pedagang nasi kapau itu nantinya akan direlokasi ke lahan kosong yang berada di belakang lokasi nasi kapau dijual.

"Sedang kami siapkan, tenda akan dipasang. Insya Allah Sabtu atau Minggu tenda telah terpasang dan langsung bisa berjualan," tutur Irwandi saat dikonfirmasi kemarin, Kamis (5/9/2019).

Nantinya, lahan kosong itu akan dipasang tenda untuk pedagang nasi Kapau berjualan.

Selain tenda, pihaknya juga mengatakan akan menyediakan lahan untuk parkir para pelanggan nasi kapau.

Pantauan Kompas.com, Jumat (6/9/2019) siang di lahan itu terlihat petugas PPSU kelurahan sedang membongkar tenda-tenda yang ada di lahan tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/06/16270901/pedagang-nasi-kapau-kramat-raya-mengaku-pasrah-dan-khawatir-pendapatan

Terkini Lainnya

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke