Salin Artikel

Cerita Eko Driver Go-Food Pengayuh Sepeda di Bekasi, Rajin Ngalong dan Langganan Bintang 5

BEKASI, KOMPAS.com - "Saya sudah enggak aneh hidup di jalan. Dulu juga sering sepedaan di Bandung untuk jalan-jalan, ke Lembang, ke Dago, Cimahi," ujar Eko Susilo (47) yang mengaku mantan sopir truk ekspedisi Jakarta-Surabaya kepada Kompas.com di kediamannya di Rawalumbu, Bekasi, Selasa (10/9/2019).

Kini, Eko banting setir jadi driver Go-Jek. Nahas, motor bebek andalannya rusak sejak dua bulan lalu. Keadaan ini memaksanya melakoni pekerjaan sebagai driver menggunakan sepeda.

"Sekarang, siang panas ya panas saja namanya kita jalanin kerja," cetusnya.

Eko sempat jadi perhatian warganet dua hari belakangan usai tertangkap kamera pelanggan habis mengantar makanan menggunakan sepeda.

Cuitan si pelanggan di Twitter kemudian dibagikan beberapa akun di Instagram dan merebut likes banyak.

"Kemarin pas puasa sudah kubetulin, habis Rp 900 ribu. Terus sempat rusak lagi, dibetulkan kawan, pagi-pagi mau jalan dia ngelos, disela enggak nyala, nyangkut. Motor memang sudah rewel," kata Eko.

Sepeda motor bebek milik Eko pun kini teronggok di ruang tamu rumah kavling kontrakan dialasi kardus yang tampak telah bernoda oli. Motor bebek itu keluaran 2009 dan satu-satunya yang dimiliki Eko.

"Pokoknya pas bulan puasa itu saya sudah pakai sepeda. Ya total sekitar Rp 2 juta lebih lah (ongkos servis)," kata pria asal Lasem, Jawa Tengah itu.

Langganan bintang lima

Biasanya, kata Eko, pelanggan ia beritahu bahwa pesanannya akan diantar menggunakan sepeda. Hal ini untuk mengantisipasi pelanggan yang ingin pesanannya buru-buru sampai.

Namun, jika jarak antarnya dekat, hal itu ia kesampingkan. Termasuk ketika mengantar pesanan yang membuatnya viral, ia tidak memberitahukan keadaannya kepada pelanggan.

"Customer komplainnya kok agak lama, saya jawab, 'maaf Bu, motor lagi rusak'. Ngomong terus terang gitu. Ya kaget mereka," kata Eko.

"Tapi bintang lima semua," imbuhnya.

Torehan bintang lima setiap antaran boleh jadi setimpal dengan upaya yang ia kerahkan tiap hari. Mengayuh sepeda di antara lalu-lalang kendaraan, termasuk truk-truk berat di Bekasi yang berdebu membutuhkan tenaga ekstra.

Belum lagi ia harus mendaki beberapa jalan layang di Kota Patriot ini guna mengantar pesanan. Dia pun membatasi jangkauan wilayah kerjanya. Beruntung pula, belum pernah ada pelanggan yang membatalkan pesanan tiba-tiba.

"Memang sih aman-aman saja selama ini, cuma kalau naik sepeda harus lebih hati-hati di jalan. Saya paling ambil order daerah Bekasi Kota saja, ke Summarecon, stasiun, Wisma Asri, Mustikasari, Galaxy. Ke Tambun enggak, Harapan Indah enggak, kejauhan," ungkap ayah dua anak ini.

Rutin "ngalong"

Jauhnya jarak yang mesti ia tempuh demi mengantar pesanan dengan sepeda membuat Eko mau tak mau harus hidup bagai kalong: wara-wiri malam hari.

Pukul 09.00 WIB, ia jalan kaki dari rumah ke penitipan sepeda tepi SPBU Pekayon tempat istrinya memarkir sepeda satu-satunya sebelum kerja di dekat sana. Jarak dari rumahnya ke sana sekitar 1 kilometer.

Dari situ, Eko mulai mengambil order. Siang hari, ia pulang ke rumah untuk istirahat, lalu kembali wara-wiri selepas magrib.

"Sehari enggak tentu berapa orderan, soalnya tergantung (jarak) orderan, kalau jauh enggak kuambil. Paling jauh paling ke Mustikasari (Bantargebang). Tempo hari pernah antar pesanan 200 roti, aku ikat di belakang walaupun enggak ada joknya," ungkap Eko yang mengaku rutin "mangkal" di McDonalds Galaxy itu.

Saat mujur, Eko mengaku pernah meraup 13 order sepanjang malam hingga subuh.

"Pernah aku jalani sampai subuh, ngalong dari malam sampai pukul 04.30 WIB dapat poin 19,5. Itu baru sekali," kata dia.

Namun, saat kondisi "anyep" -- istilah para driver ketika sepi pesanan, keadaan berubah jadi demikian berat bagi Eko. Sialnya, keadaan inilah yang sering ia hadapi selama dua bulan terakhir.

"Kemarin sempat ditawari pinjam motor sama anak Go-Jek juga, tapi sehari setor Rp 10 ribu. Saya bilang, iya kalau order lancar, kalau enggak, gue ngumpanin elu namanya. Lu enggak capek, gue yang jalanin. Sehari saja dapatnya 2-3. Kemarin ini dari pagi sampai malam cuma dapat 1 doang," kisah Eko.

Eko mengaku, pada awal-awal masanya memakai sepeda, ia jatuh sakit. Terlalu berat, katanya, untuk fisik yang tak lagi muda dan sudah lama tak dipanaskan.

"Pas pertamanya kaget, balik ke rumah aku kerok. Angin itu, biar lancar lagi. Baru jalan seninggu, badan remuk itu," tutur Eko yang sudah 4 tahun jadi driver Go-Jek.

"Jadinya ya sekarang saya bawa tas, isinya jas hujan sama power bank. Namanya order jauh. Bawa minyak juga buat urut kaki," tutupnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/10/19010711/cerita-eko-driver-go-food-pengayuh-sepeda-di-bekasi-rajin-ngalong-dan

Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke