Namun, BJ Habibie tidak ingin pergi tanpa meninggalkan warisan kepada rakyat Indonesia. Salah satunya warisan ilmu.
Habibie dan istrinya, Hasri Ainun dikenal gemar membaca buku dan memiliki banyak koleksi buku semasa hidup.
Koleksi bukunya disimpan dalam perpustakaan bernama Perpustakaan Habibie Ainun di rumahnya di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan.
Lalu, bagaimana nasib perpustakaan tersebut setelah Habibie wafat?
Sekretaris pribadi Habibie, Rubijanto mengatakan, perpustakaan Habibie Ainun akan dibuka untuk umun.
Almarhum Habibie pernah berpesan bahwa rumahnya adalah milik negara. Oleh karena itu, secara tidak langsung koleksi bukunya juga milik negara dan rakyat Indonesia.
"Beliau mengatakan bahwa ini rumah dari negara, sehingga dikembalikan kepada masyarakat. Kalau perpustakaan itu konsep awalnya memang terbuka untuk umum, tapi terbatas," kata Rubijanto selepas acara tahlinan di kediaman Habibie, Kamis (12/9/2019) malam.
Rubijanto menyebut, masyarakat juga dapat mengakses koleksi buku milik Habibie dan Ainun secara online.
Mereka harus terdaftar dalam keanggotaan perpustakaan terlebih dahulu.
"Nanti siapapun bisa connect (terhubung) dengan online, tapi harus menjadi keanggotaan dulu," ujar Rubijanto.
Habibie tutup usia karena sudah berusia tua sehingga sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi. Salah satunya adalah jantung.
Habibie telah menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto sejak 1 September 2019.
Selama masa perawatan, Habibie ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, penyakit dalam, dan ginjal.
Habibie dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan, tepat di samping makam Hasri Ainun.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/13/09472721/bagaimana-nasib-perpustakaan-habibie-ainun