Hal itu terjadi karena kawasan Suaka Margasatwa tersebut sempat tercemar sampah.
"Dikarenakan adanya sampah yang masuk ke dalam kawasan, sebagian besar monyet ekor panjang sudah berubah perilaku makannya, yaitu dengan makan sampah yang masuk ke dalam kawasan," kata Ida saat dikonfirmasi, Kamis (19/9/2019).
Hal itu dibuktikan berdasarkan hasil penelitian mahasiswa IPB pada tahun 2016 lalu.
Dalam penelitian itu ditemukan bahwa jaringan otot, hati, dan ginjal monyet ekor panjang di Suaka Margasatwa Muara Angke telah terpapar logam berat.
"Artinya bahwa perilaku makan sampah membuat mereka ikut terpapar zat berbahaya dalam tubuhnya," jelas Ida.
Padahal, daya dukung kawasan Suaka Margasatwa berupa ketersediaan pakan masih sangat mencukupi bagi kawanan monyet ekor panjang.
"Termasuk jenis makanan alami di kawasan suaka margasatwa, antara lain buah pidada," jelas Ida.
Adapun perubahan perilaku monyet ekor panjang diakibatkan banyaknya warga yang memberikan makanan di luar kawasan Suaka Marga Satwa.
"Salah satu penyebab MEP keluar kawasan karena kebiasaan masyarakat memberi makan. Adanya kebiasaan tersebut mengubah perilaku mereka," ujar Ida.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/19/16491481/monyet-di-suaka-margasatwa-muara-angke-pernah-terpapar-logam-berat-karena