Dana tersebut diambil dari penggalangan dana di kitabisa.com.
Ananda mengatakan, dana disalurkan hanya untuk kebutuhan medis.
"Tanggal 25 itu tetap disalurkan tapi khusus untuk ambulans," kata Ananda saat ditemui di gedung Tempo, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat, Selasa (1/10/2019).
Dalam Kitabisa.com, Ananda menggalang dana untuk aksi mahasiswa pada 23-24 September di depan Gedung DPR.
Ananda mengatakan, dirinya mempertimbangkan bahwa dana tersebut adalah dana publik.
Ia merasa dana tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan medis meskipun dirinya tidak tahu agenda aksi para pelajar tersebut.
"Saya juga nggak tahu siapa yang datang, kita nggak tahu agendanya apa dan aspirasinya apa. Jadi keputusannya pada hari itu adalah dana kitabisa.com tetap dana publik yang tetap disalurkan tapi khusus untuk ambulans, khusus untuk kebutuhan medis, bukan akomodasi," ucap dia.
"Kita tidak support logistik, bukan mobil komando, bukan makanan, minuman," tambah dia.
Pantauan Rabu pagi, dana yang terkumpul sudah mencapai Rp 175 juta. Angka tersebut melebihi target Rp 50 juta.
Ananda mengatakan, dana yang tersisa sekitar Rp 40 juta. Mantan wartawan Tempo tersebut membentuk tim khusus yang dikuasakan olehnya untuk mengelola sisa dana.
Ia merasa tidak bisa leluasa bergerak setelah dirinya ditangkap polisi terkait penyaluran dana kepada mahasiswa.
Meskipun belakangan dirinya dibebaskan karena hanya diperiksa sebagai saksi.
"Pengalihan diberikan kepada satu tim khusus dan dipastikan tim itu terpercaya, orang-orang dalam tim itu orang orang yang sudah teruji integritasnya," kata dia.
"Sudah dipastikan dana itu tidak akan dipakai untuk keperluan lain selain untuk tujuan-tujuan kemanusiaan terkait aksi reformasi dikorupsi yang terjadi di seluruh kota-kota besar seluruh Indonesia," tambah dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/02/06062271/ananda-badudu-juga-pakai-donasi-untuk-medis-ketika-demo-pelajar