Hal itu disampaikan salah satu tersangka, NA, dalam jumpa pers di Mapolres Metro Bekasi Kota, Selasa (15/10/2019).
"Orangtua enggak kerja, pak," kata NA, ketika ditanya soal motivasinya merampok dengan menggunakan celurit.
Sementara itu, JF yang masih duduk di bangki SMP mengaku tak mampu membayar uang sekolah, sehingga melancarkan aksinya.
"Sama, enggak bisa bayar sekolah, (karena kesulitan) ekonomi, pak. Enggak ada yang ajak, enggak ada yang nyuruh," ujar JF dalam kesempatan yang sama.
Kasatreskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Arman juga mengungkapkan hal senada kepada wartawan.
"Tentunya (motif) ekonomi, karena sesudah dia mendapatkan HP (rampasan), dia jual dan mendapatkan uang," kata Arman.
Dalam keterangan polisi, dua ponsel rampasan milik pegawai cuci steam bermerek Xiaomi dan Samsung itu sempat dijual secara daring dengan nilai total Rp 1,2 juta.
Uang itu kemudian dibagi ke empat orang tersangka, di mana JF dan NA yang dalam aksi perampokan itu bertindak sebagai eksekutor memperoleh Rp 400.000 dan Rp 200.000.
"Saat ini kami belum lihat mana yang menyuruh, atau enggak ada yang menyuruh," ujar Arman.
"Sasarannya memang tempat korban yang sangat mudah dijadikan target. Saat pelaku melihat pintu terbuka dan keadaan sepi, pelaku yang sudah termotivasi dengan mudah memasuki tempat yang tidak ada pengamanannya," ia menjelaskan.
Sebelumnya, aksi perampokan bercelurit yang terjadi pada Senin (7/10/2019) dini hari di Pondok Melati tersebar di media sosial.
Dalam rekaman kamera pengintai, seorang pria penjaga yang tengah tertidur di bangku panjang sontak terbangun dan masuk ke dapur. Pria yang kemudian diketahui bernama Ahmad Riyadi (30) itu lalu keluar lagi dan mengacungkan celurit pula ke arah komplotan tersebut.
Tak ayal, antara penjaga dan rampok yang sama-sama bercelurit itu saling berhadapan dan coba menyerang satu sama lain. Komplotan rampok akhirnya kocar-kacir dan melarikan diri, namun berhasil merampas dua ponsel milik pegawai.
Polisi kemudian meringkus 3 dari 4 orang pelaku di tempat tinggalnya di kawasan Cipayung dan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin (14/10/2019).
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/15/13250941/bayar-uang-sekolah-alasan-perampok-bercelurit-di-bekasi-satroni-tempat