TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi angkat bicara terkait kasus pemerkosaan yang dilakukan S terhadap anak tirinya, H (16), di Ciputat, Tangerang Selatan.
Pria yang akrab disapa Kak Seto itu meminta kepada pihak kepolisian untuk menindak tegas pelaku.
"Kami akan segera kritisi juga kalau polres tidak segera mengambil tindakan tegas terhadap pelaku," ujar Seto saat dihubungi, Senin (11/11/2019).
Seto menyayangkan adanya aksi kekerasan seksual yang terhadi dalam lingkup keluarga itu.
Pasalnya, kota Tangerang Selatan memiliki satgas perlindungan anak di mana korban dapat melapor ke ketua RT atau RW di tempat tinggalnya.
"Kalau di Tangsel itu kan bisa komunikasi langsung dengan Polsek dan Polres atau pengurus RT dan RW punya channel khusus dengan Polsek dan Polres terdekat," turutnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang pria berinisial S tega melakukan pemerkosaan terhadap anak tirinya berinisial H (16) yang merupakan warga Ciputat, Tangerang Selatan.
Aksi bejat tersebut dilakukan sejak korban duduk di bangku sekolah kelas 5 SD atau saat H berusia 12 tahun.
Peristiwa itu dimulai sejak ibu korban meninggal dunia karena penyakit yang dialaminya.
Sejak itu, S mulai melakukan pemerkosaan terhadap korban dan mengancam dengan menggunakan pisau agar tidak bercerita.
Merasa perlakuan terhadap anak tirinya tersebut tak terbongkar, pelaku terus melakukan berulang hingga korban hamil dua kali.
Namun, saat itu korban yang masih usia belia tak mengetahui tanda-tanda kehamilan pertama hingga mengalami keguguran.
Sementara di kehamilan kedua yang terjadi di awal 2019, korban menjaga kandungannya hingga lahir anak perempuan.
Hal tersebut membuat aksi bejad pelaku terkuak.
Ditemani neneknya, korban pun melaporkan ke Polres Tangerang Selatan.
Kini, sudah satu bulan kasus pemerkosaan tersebut berlalu.
Semenjak korban melaporkan kejadian yang menimpanya di Polres Tangerqng Selatan, Jumat (11/10/2019) pelaku belum berhasil diamankan.
Dari keterangan polisi, pelaku yang berprofesi sebagai pemulung itu sering berpindah-pindah tempat tinggal sehingga sulit dideteksi keberadaannya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/11/19510871/ayah-perkosa-anak-tiri-di-tangsel-kak-seto-minta-polisi-tindak-tegas