Salin Artikel

Awal Mula Toko Minyak Wangi Menjamur di Kawasan Condet

Sebagian besar toko minyak wangi itu dimiliki oleh warga turunan Arab. Namun, terdapat juga warga pribumi yang memiliki bisnis serupa.

Kompas.com pun menelusuri sejarah awal toko minyak wangi mulai menjamur di kawasan Condet.

Pelopor penjual minyak wangi pertama di Kawasan Condet itu bernama Habib Taufik Assegaf pada tahun 1970-an. Dia berjualan dengan bermodal meja di depan Masjid Al-Hawi di Jalan Raya Condet.

Hal itu diungkapkan Habib Muchsin Bin Salim, cucu Habib Muchsin Bin Muhammad Alatas, ulama terkenal pada awal abad ke-19 di kawasan Condet.

"Penjual awalnya itu Habib Taufik Assegaf itu tahun 1970-an. Itu sekarang tokonya di pinggir kali tuh. Sekarang orangnya sudah meninggal," kata Habib Muchsin Bin Salim di Makam Kramat, Jalan Raya Condet, Jakarta Timur, Rabu (13/11/2019).

Pada saat itu, Habib Taufik Assegaf berjualan minyak wangi agar warga Condet yang kerap mengikuti kajian ceramah para ulama di Masjid Al-Hawi tidak perlu harus membeli minyak wangi yang berada di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Dulu kan orang kalau beli minyak wangi harus ke Tanah Abang. Nah, Habib Taufik Assegaf itu jualan di sini biar orang itu tidak usah jauh-jauh ke sana. Makannya dia jualan di sini," ujar Habib Muchsin.

Seiring berjalannya waktu, usaha minyak wangi milik Habib Taufik Assegaf semakin berkembang pesat.

Selain toko milik Habib Taufik Assegaf, toko minyak wangi tertua lainnya di kawasan Condet dimiliki oleh Habib Yahya Bin Syeh Abu Bakar. Toko itu bernama "BSA Wangi".

"Habis punya Habib Taufik, ada lagi yang lama pertama itu, punyanya Habib Yahya Bin Syeh Abu Bakar, itu namanya "BSA Wangi" masih ada sampai sekarang. Nah mereka itu yang pertama di sini punya toko minyak wangi," kata Habib Muchsin.

Annisa Jindan, istri dari Habib Yahya pun membenarkan bahwa toko minyak wangi yang didirikan suaminya memang yang tertua.

"Iya kami yang paling lama, sama yang Toko 'Lisa Wangi' tuh punya Habib Taufik. Kalau kami di sini lupa ya dari kapan berdiri, ya sudah sekitar 35 tahun lebih lah," ujar Annisa saat ditemui di tokonya, Kamis (14/11/2019).

Annisa menambahkan, selain menjual minyak wangi, dia juga menjual berbagai macam oleh-oleh khas haji dan jenis rokok arab atau shisha.

"Jual oleh-oleh haji, rokok arab juga. Sekarang sudah ada dua toko kita sama di Condet juga. Selain karena bisnis, dulu suami saya jual minyak wangi ya biar orang-orang tidak perlu ke Tanah Abang. Karena dulu kan di sini belum ada yang jual minyak wangi," ujar Annisa.

Berawal dari dua Habib tersebut, toko minyak wangi kini semakin banyak dan menjamur di kawasan Condet. Tak hanya dari turunan arab, warga pribumi pun juga ada yang membuka toko minyak wangi.

"Toko minyak wangi kenapa banyak di sini, karena kan pakai minyak wangi harum begitu kan sunnah nabi, sunnah Rasulullah. Ketika shalat sunnahnya kan pakai minyak wangi itu yang bukan alkohol. Nah awalnya dari situ Habib Taufik Assegaf sampai sekarang makin banyak yang jualan," ujar Habib Muchsin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/14/14192141/awal-mula-toko-minyak-wangi-menjamur-di-kawasan-condet

Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke