Salin Artikel

Ini Alasan Buruh Kota Bekasi Dorong UMK 2020 Jadi Rp 4,9 Juta

BEKASI, KOMPAS.com - Gabungan serikat buruh di Kota Bekasi meminta Dewan Pengupahan Kota Bekasi menetapkan kenaikan upah minimum kota (UMK) Bekasi tahun 2020 sebesar 15 persen.

Itu berarti, upah buruh Kota Bekasi bakal mencapai Rp 4,9 juta.

Untuk menyuarakan permintaan itu, ratusan buruh mengawal rapat pembahasan final UMK 2020 yang digelar di kantor Dinas Ketenagakerjaan Kota Bekasi, Kamis (14/11/2019).

Penanggung jawab aksi, Suparno mengungkapkan alasan serikat buruh meminta kenaikan UMK sebesar itu.

"Saat ini, pemerintah bekerja sama dengan oknum-oknum pengusaha hitam untuk menurunkan kesejahteraan kaum buruh. Satu sisi, upah buruh ditekan. Di sisi lain, biaya hidup buruh dinaikkan," jelas Suparno kepada Kompas.com di lokasi aksi, Kamis petang.

Suparno mengatakan, upah buruh ditekan melalui berbagai mekanisme oleh pemerintah.

Pertama, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 yang ditolak serikat buruh karena menghitung kenaikan upah berdasarkan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Menurut dia, besaran upah yang dihasilkan dari perhitungan macam ini tidak representatif.

Kedua, Menteri Tenaga Kerja RI Ida Fauziah sempat mengutarakan wacana penghapusan UMK dan UMSK (upah minimum sektoral kota), diganti dengan sistem pengupahan tunggal, yakni UMP (upah minimum provinsi).

Wacana ini berkaitan dengan permintaan pebisnis yang merasa terbebani oleh adanya UMK dan UMSK yang seringkali lebih tinggi dibandingkan UMP.

"(Wacana penghapusan UMK) ini kurang ajar betul. (Wacana) dari pemerintah pusat diteruskan sampai ke pemerintah daerah," ujar Suparno.

Selain upahnya ditekan, buruh juga terpaksa menghadapi realitas bahwa beberapa aspek biaya hidup mereka melejit.

Suparno memberikan beberapa contoh.

"Salah satu contoh, kenaikan BPJS. Kelas satu, dua, tiga naik seratus persen. Contoh lagi yang sekarang kita rasakan diam-diam: pajak motor. Coba bandingkan dengan tahun kemarin, pajaknya naik berapa persen. Ini fakta-fakta yang ada," ungkap Suparno.

Di sisi lain, Suparno mengklaim bahwa serikat-serikat buruh sudah melakukan survei sebelum meminta kenaikan UMK 2020 sebesar 15 persen.

Metode ini sebagai bentuk alternatif penghitungan kenaikan upah ketimbang menggunakan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015.

"Survei pasar yang kami lakukan bukan survei abal-abal. Bukan kami nyelonong tanya-tanya ke pedagang. Survei pasar yang kami lakukan menggunakan surat resmi melalui kepala pasar dan disetujui," beber Suparno.

Ada tiga pasar utama di Kota Bekasi yang jadi sasaran survei, yakni Pasar Kranji, Pasar Baru, dan Pasar Bantargebang. Di tiga pasar tersebut, mereka menyurvei harga 78 item yang ada, mulai dari harga sembako hingga biaya listrik dan harga sewa kontrakan.

Rapat finalisasi UMK Bekasi 2020 sedianya kelar pada Senin (11/11/2019) lalu, namun tertunda karena perwakilan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) absen.

Batas penetapan UMK sendiri paling lambat harus diserahkan ke Gubernur Jawa Barat pada 21 November 2019.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/14/16025561/ini-alasan-buruh-kota-bekasi-dorong-umk-2020-jadi-rp-49-juta

Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke