Salin Artikel

Kekhawatiran PKL Senen Akan Kembali Merugi jika Pindah ke Pasar Kenari....

Adanya relokasi itu disebabkan banyak keluhan warga yang melintas di kawasan Senen. Warga mengeluhkan PKL ini menjajakan dagangannya di bahu jalan hingga memakan setengah badan Jalan Raya Senen itu.

Hal itu kerap menimbulkan kemacetan dan membuat semrawut jalan di kawasan itu.

Pemerintah Kota Jakpus telah menyiapkan 108 kios untuk 104 pedagang yang nantinya akan direlokasi ke Pasar Kenari.

Penolakan Pedagang

Rencana relokasi itu kemudian ditolak PKL Senen. Adapun PKL yang berjualan di bahu jalan ini sebenarnya imbas dari kebakaran Pasar Senen pada tahun 2014 lalu.

Ketua Asosiasi Pedagang Jakarta Raya, Ahmad Dahlah mengaku kecewa atas kebijakan Pemerintah Jakarta Pusat terkait relokasi itu.

Dia menilai, Pasar Kenari tidak cocok bagi pedagang pakaian bekas. Pasalnya, Pasar Kenari dikenal warga sebagai tempat menjual peralatan listrik.

“Kecewa sekali kami, Pasar Kenari bukan segmen pasar kami. Kami segmen pasarnya pakaian bekas bukan listrik,” ujar Ahmad Dahlah, di Senen, Jakarta Pusat, Jumat (22/11/2019).

Menurut dia, jika para pedagang Senen direlokasi ke Pasar Kenari, maka akan sepi pembeli. Para pedagang akan bangkrut.

Meski telah dijamin PD Pasar Jaya, bahwa Pasar Kenari akan tetap ramai denagn bantuan promosi ke masyarakat, tetapi para PKL ini tetap tidak percaya dan khawatir akan merosotnya keuntungan mereka.

Ahmad pun berkaca pada tahun 2017. Saat itu para PKL Senen direlokasi ke Pasar Kenari. Namun, mereka gulung tikar lantaran tidak adanya pembeli.

“Kalau kami dipindah ke Pasar Kenari sama aja seperti membunuh para pedagang. Sampai kapan pun tak akan ada pembeli kalau kami di sana. Kami butuh makan, ini kepentingan hajat orang banyak,” ucap Ahmad.

Minta Direlokasi ke Pasar Senen Blok III

Menurut Ahmad, para PKL lebih tepat direlokasi ke berjualan di Pasar Senen Blok III.

"Kami maunya direlokasi ke Pasar Senen Blok III karena segmen pasar kami di situ. Dibandingkan ke Pasar Kenari yang tidak sesuai dengan segmen pasar kami,” ujar Ahmad.

Ahmad mengatakan, sejak para pedagang terkena imbas kebakaran Pasar Senen pada tahun 2014 lalu, mereka kerap meminta direlokasi.

Ia mengaku, pihaknya telah mengirimkan tiga kali surat pengajuan untuk dipindah ke Pasar Senen Blok III. Namun, nyatanya selalu tak membuahkan hasil yang baik.

Pemerintah beralasan tak ada tempat bagi mereka di blok itu. Padahal, nyatanya sejumlah kios di Blok III masih ada yang kosong.

“Masih banyak yang kosong kok, itu alasan mereka saja. Coba liat di sana (Blok III), banyak yang kosong,” ucap Ahmad.

Tidak hanya di Pasar Senen Blok III, lanjut Ahmad, mereka juga rela berdagang di teras pasar asal bisa menjajakan dagangannya di kawasan Senen. Hanya dengan berdagang di Senen, mereka yakin akan mendapat keuntungan banyak.

Ancaman Akan Tetap Berjualan di Bahu Jalan Senen

Oleh karena itu, Pedagang kaki lima ( PKL) yang berdagang di bahu Jalan Senen Raya mengancam akan tetap bertahan meski ada rencana Pemerintah Kota Jakarta Pusat untuk merelokasi mereka di Pasar Kenari.

“Kami akan tetap berdagang di sini (bahu jalan Senen) meski diminta untuk relokasi,” ujar Ketua Asosiasi Pedagang Jakarta Raya, Ahmad Dahlah.

Ahmad meminta agar Pemkot Jakpus memberi kesempatan ke para PKL untuk tetap dagang di kawasan Senen.

“Kami maunya tetap dagang di kawasan Pasar Senen, karena segmen pasar kami di sini. Kami mau direlokasi asal masih dalam wilayah Senen, lagian di Pasar Senen Blok III masih banyak kios kosong,” ujar Ahmad.

Ia berharap Pemkot Jakpus mengabulkan permintaan mereka untuk tetap bertahan berdagang di Pasar Senen.

“Harapannya sih tetap di kawasan Senen, kami siap dan rela kalau dikenakan biaya. Asal sesuai prosedur,” pungkas dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/23/12471521/kekhawatiran-pkl-senen-akan-kembali-merugi-jika-pindah-ke-pasar-kenari

Terkini Lainnya

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke