Salin Artikel

Air Hujan Masuk ke Tenda, Guru Sekolah Khusus Assalam 01 Harus Bersih-bersih Sebelum Mengajar

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Para guru Sekolah Khusus Assalam 01 harus bersih-bersih tenda pengungsian terlebih dahulu sebelum mengajar.

Sebab, tenda yang menjadi kelas darurat para siswa kerap terendam air saat hujan.

"Seperti kemarin kan hujan, tadi pagi kami sebelum menjalani ujian itu harus bersih-bersih dulu karena posisi di tenda air masuk," kata Bendahara Assalam 01, Indri Firmandyah saat ditemui di lokasi, Selasa (3/12/2019).

Menurut Indri, kondisi tersebut dinilai cukup mengganggu proses belajar mengajar. Apalagi saat ini para siswa-siswi sedang menjalani ujian sekolah yang berlangsung sejak Senin (2/12/2019) kemarin.

Namun hal tersebut harus dijalani karena kondisi sekolah lama yang retak pada beberapa titik baik di kelas dan toilet sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan.

Mereka akhirnya mengungsi ke sekolah khusus lain. Namun karena jumlah kelas terbatas, siswa Sekolah Khusus Assalam 01 harus belajar di tenda.

"Biasanya itu proses belajar mengajar kan normalnya untuk SD dari jam 8 sampai jam 12.30 WIB. Untuk SMA sampai jam 14.30 WIB. Tapi saat ini sedang ujian sampai jam 11.00 WIB. Makanya kita belum tahu dengan kondisi seperti ini jam belajar akan diubah atau tidak," ucapnya.

Belajar di dalam tenda pengungsian terus membuat para guru khawatir, terlebih saat cuaca memasuki musim hujan. Cipratan air masuk ke dalam tenda dan membasahi para siswa yang sedang belajar.

"Tetapi saya belum tahu dan merasakan, kemarin sempat hujan tapi kegiatan belajar itu sudah selesai jadi tidak mengalami," tuturnya.

Semenjak sekolahnya mengalami keretakan pada beberapa titik kelas dan toilet, sebayak 84 pelajar Assalam 01 direlokasi ke Sekolah Khusus (SKh) Assalam 02 yang berlokasi Jalan Ciater, Serpong, Tangerang Selatan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/03/13452141/air-hujan-masuk-ke-tenda-guru-sekolah-khusus-assalam-01-harus-bersih

Terkini Lainnya

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke