TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pelajar Sekolah Khusus (SKh) Assalam 01 mengeluh kepanasan saat menjalani proses kegiatan belajar mengajar di bawah tenda pengungsian.
Tenda tersebut dibuatkan oleh Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Kementerian Pendidikan di Sekolah Khusus Assalam 02 Jalan Ciater, Serpong, Tangerang Selatan.
Diketahui, bangunan sekolah mereka retak karena pergeseran tanah.
"Sekolah yang lama bagus, kalau ini tidak enak karena di tenda terus gerah," kata salah satu siswi bernama Lulu Khairunnisa dengan bahasa isyarat yang diterjemahkan guru, Selasa (3/11/2019).
Bahkan para pelajar juga mengaku tidak fokus dalam mengerjakan soal ujian sekolah yang dijalaninya sejak Senin (2/12/2019) kemarin.
"Tidak bisa serius karena kepanasan jadi gerah. Saya pengen sekolah baru," keluh murid tersebut.
Bendahara SKh Assalam 01, Indri Firmandyah mengatakan, kegiatan belajar mengajar dilakukan di dalam tenda karena jumlah kelas yang diungsikan terbatas.
Dari 84 pelajar yang terdata, hanya sebagian yang dipaksakan masuk ke kelas bersama siswa Assalam 02.
"Itu kita sudah paksakan agar sebagian siswa masuk kelas. Untuk mereka (siswa SMA) saya bilang mengalah dengan adik-adik kelasnya," kata Indri.
Dari pantuan Kompas.com di lokasi, terdapat dua tenda besar berwarna putih berdiri di halaman SKh Asaalam 02.
Di dalam tenda putih tersebut, belasan siswa menjalani proses belajar dengan peralatan seadanya dan lantai beralaskan terpal.
Sesekali mereka mengibaskan kertas ke wajah karena kipas angin yang menempel dengan seutas tali rapia seakan tak cukup menyejukan ruangan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/03/14173451/belajar-di-tenda-pengungsian-murid-sekolah-khusus-yang-bangunannya-retak