Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, korban diduga meninggal dunia karena menderita penyakit hernia.
Polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Cempaka Putih untuk diberikan pertolongan medis.
"Pagi tadi (jajaran) Polres (Jakarta Timur) sudah ke RSUD (Cempaka Putih), tidak ada tanda-tanda kekerasan, sementara penyidik masih memeriksa saksi-saksi," kata Yusri kepada wartawan, Senin (16/12/2019).
Yusri menjelaskan, awalnya korban mengikuti kegiatan pradiksa di kampusnya pada Jumat sore.
Keesokan harinya, korban mulai terlihat pucat saat mengikuti kegiatan baris-berbaris.
"Saat melaksanakan kegiatan tersebut (baris-berbaris), almarhum sudah terlihat seperti orang sakit. Kemudian dia disarankan untuk istirahat, tetapi almarhum masih ingin mengikuti kegiatan tersebut," ungkap Yusri.
Selanjutnya, kata Yusri, Bagaskara dipisahkan dari barisan untuk diberikan waktu istirahat. Bahkan, panitia sempat memberikan obat kepada almarhum.
"Karena almarhum punya riwayat hernia, pihak kampus sempat memberikan obat Panadol sesuai permintaan dari almarhum serta menyarankan untuk istirahat kurang lebih 1 jam," kata Yusri.
Setelah istirahat, korban mengaku menderita sakit pada bagian dada. Teman-teman korban sempat memberikan bantuan oksigen untuk bernapas sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
"Almarhum mengeluh sakit di bagian dada, lalu diberikan pertolongan pertama berupa pemberian oksigen terhadap almarhum. Lalu, karena dilihat tidak memungkinkan kondisi fisiknya, almarhum dibawa ke RSUD Cempaka Putih," ujar Yusri.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/16/12054141/mahasiswa-jayabaya-meninggal-saat-pendidikan-bela-negara