Adapun jumlah warga yang mengungsi di Halte Transjakarta Jembatan Baru mencapai 89 orang.
"Kalau kami melihatnya dari Transjakarta, tentu kami ingin layanan transportasi publik segera berjalan di halte ini. Tapi, kami juga memahami dari aspek kemanusiaan, ini ada warga yang masih harus memanfaatkannya," ujar Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono di Halte Jembatan Baru, Daan Mogot, Jakarta Barat, Sabtu (4/1/2020).
Agung mengatakan, banyak rumah para pengungsi di halte itu tidak bisa ditinggali lantaran terselimuti lumpur sisa banjir.
Bahkan sampah-sampah pascabanjir masih memenuhi kawasan Rawa Buaya, tempat bermukim korban banjir.
Sehingga, warga butuh waktu untuk membersihkan lumpur-lumpur dan sampah-sampah tersebut.
"Jadi tadi kami lihat air sudah surut tapi masih ada lumpur, masih kotor sampah-sampah di kawasan rumah warga," kata Agung.
Oleh karena itu, ia berencana untuk membantu kerja bakti membersihkan kawasan kediaman warga di kawasan Rawa Buaya yang saat ini penuh lumpur dan sampah sisa banjir.
"Kalau besok dengan kerja bakti bisa kami lakukan hingga bersih dan warga bisa kembali (ke rumah), maka akan sangat baik," ucap Agung.
"Kami melihat besok, setelah situasi sudah bersih maka kami akan tinjau lagi, kami akan fasilitasi lagi untuk bisa kembali ke rumahnya," lanjutnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/04/18213951/pt-transjakarta-tidak-beri-batasan-waktu-kepada-pengungsi-di-halte