Salin Artikel

Pejalan Kaki Khawatir Pedagang Nasi Kapau Kramat Raya Rusak Pemandangan Trotoar

Para pedagang nasi kapau akan berjualan di atas trotoar yang baru saja usai direvitalisasi pada Desember 2019 lalu.

Pantauan Kompas.com pada Jumat (10/1/2020), trotoar di Jalan Kramat Raya tampak terbagi dua sisi.

Di sisi kanan, trotoar dengan luas 2,5 meter tampak menggunakan tegel lebar. Sisi ini nantinya jadi tempat penjual nasi kapau menjajakan dagangannya.

Sementara di sisi kiri, trotoar dibuat lebih ramping dengan luas 6,5 meter untuk pejalan kaki.

Trotoar ini setelah direvitalisasi memang tampak luas dan nyaman dilintasi.

Di trotoar ini juga sudah tampak dipasangi beberapa bangku taman dan bollard.

Guiding block bewarna kuning pun terpampang jelas di trotoar ini. Kondisi semakin terlihat rapi dengan dipasangnya lampu jalan yang artistik di sepanjang trotoar.

Sayangnya, pemandangan trotoar ini tampak rusak dengan motor-motor yang diparkir di atasnya.

Adapun mereka yang meletakkan motor di atas trotoar itu adalah pengunjung yang hendak makan nasi kapau.

Nasi kapau saat ini masih berada di tempat relokasi mereka di belakang trotoar, tempat berjualan pedagang terdahulu.

Para pejalan khawatir jika nantinya para pedagang berjualan di trotoar malah akan merusak pemandangan trotoar.

"Ini lapang banget sih trotoar, nyamanlah kalau jalan kaki. Kan tidak bakal bersaing sama kendaraan lagi," ucap Joko, seorang pejalan kaki yang ditemui Kompas.com.

"Tapi kalau nanti pedagang dikedepanin, ke trotoar, tidak tahu ya gimana jadinya, takutnya malah ganggu pejalan kaki lagi," tambah Joko.

Ia mengatakan, seharusnya pedagang direlokasi ke tempat yang lain.

"Ya saya pikir malah tidak diperbolehkan lagi para pedagang ini jualan di troroar, kita lihat nanti saja mengganggu atau tidak," kata Joko.

Sama halnya dengan Dhani (35), ia mengaku khawatir pedagang nasi kapau akan memakan tempat di trotoar.

"Khawatirnya sih mereka ke trotoar tempat pejalan kaki, jadinya space buat pejalan kaki malah sedikit," kata dia.

Meski demikian, Dhani mengaku akan kehilangan tempat kuliner kesukaannya jika nasi kapau Kramat Raya dipindah.

"Bingung juga nanti kalau dipindah mereka mau jualan di mana. Apalagi saya suka ke sini, malah susah nyarinya ha-ha-ha," kata dia lalu tertawa.

Kemudian Chika (24), pejalan kaki lainnya. Dia tak mempermasalahkan jika nantinya pedagang berjualan di atas trotoar. Sebab, ia melihat trotoar Jalan Kramat Raya memiliki ruang yang lebar.

"Ini kelihatannya lebar kok, bisa kayaknya dibagi. Yang penting ditata rapi pedagangnya," ucap Chika.

Ia pun menyarankan agar pemerintah menjaga trotoar tersebut. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan di trotoar tersebut.

"Ya nanti harus ada penjaganya supaya bisa diarahkan parkirnya dimana supaya trotoarnya tidak jadi lahan parkir kaya sekarang," tuturnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/10/19395461/pejalan-kaki-khawatir-pedagang-nasi-kapau-kramat-raya-rusak-pemandangan

Terkini Lainnya

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke