JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto punya cerita tentang penanganan banjir yang dia sebut dengan program Prokasih, atau program kali bersih.
Dikutip dari buku "Catatan Seorang Gubernur" yang ditulis Toeti Adhitama, Wiyogo mengatakan bahwa ada beberapa tantangan berat yang harus dilakukan untuk mewujudkan program yang dia singkat dengan nama Prokasih itu.
Salah satunya adalah dukungan pemerintah pusat terhadap program tersebut.
"Dengan pencanangan Prodasih (program udara bersih) dan Prokasih (program kali bersih) sebagai proyek nasional, secara konsekuen proyek itu seharusnya didukung pula secara nasional," kata Wiyogo.
Dia hanya bisa berharap Prokasih tersebut bisa diperhitungkan oleh pemerintah pusat agar anggaran dari tiap departemen bisa berkaitan dengan program yang dia buat.
"Konkretnya dari aspek anggaran dan keterpaduan antar Departemen yang bersangkutan," kata dia.
Tidak hanya itu, tantangan selanjutnya adalah memindahkan warga dari bantaran kali agar bisa mengurangi pencemaran air di sekitar kali yang mengalir di Jakarta.
Program kali bersih tersebut diyakini dapat terlaksana apabila manusia yang membuat limbah bisa diedukasi agar tak membuang limbah ke sungai lagi.
"Berarti harus memindahkan warga yang ada di bantaran sungai tadi, berarti harus merelokasi mereka," ucap dia.
Tetapi tantangannya, lanjut Wiyogo, akan lebih mudah mewajibkan pabrik-pabrik yang membuat polusi menyaring limbah-limbahnya daripada memindahkan warga.
Lagi-lagi Wiyodo hanya bisa berharap agar di masa mendatang masyarakat siap untuk proses evolusi urban dan bbisa menaati peraturan-peraturan yang ada untuk kelancaran program kali bersih yang dia buat.
"(Jakarta di masa depan) Perkantoran, shopping center yang bersih dan nyaman. Daerah-daerah kumuh diganti dengan rumah-rumah susun," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/19/06505601/cerita-eks-gubernur-dki-jakarta-wiyogo-atmodarminto-sulit-realisasikan