JAKARTA, KOMPAS.com - Menghilangnya ratusan pohon di area Monumen Nasional (Monas) cukup membuat publik bertanya-tanya belakangan ini.
Tempatnya digantikan oleh pengerjaan proyek atau yang disebut sebagai revitalisasi.
Paru-paru Jakarta itu pun harus rela ditebas demi pemanfaatan lain yang katanya akan dijadikan plaza upacara dan kolam.
Ke manakah ratusan pohon itu ?
Misteri hilangnya ratusan pohon itu memang membuat penasaran, termasuk Kompas.com.
Alhasil, reporter Kompas.com sempat menelusuri keberadaan pohon-pohon itu pada Rabu (22/1/2020).
Pencarian pertama dilakukan di bagian selatan Monas yang merupakan lokasi pengerjaan revitalisasi.
Lokasi tersebut sudah tertutup seng setinggi dua meter sehingga menghalangi pandangan terhadap pengerjaan revitalisasi di baliknya.
Selanjutnya, pencarian bergeser ke arah barat Monas. Di kawasan ini ratusan pohon berukuran kecil hingga besar tampak berdiri kokoh dan rapi.
Selama 30 menit mengelilingi jalur pedestrian di kawasan barat Ancol, tidak ditemui adanya pohon-pohon yang seperti baru ditanam.
Tak ada bekas undukan atau galian tanah yang menunjukkan lokasi itu baru ditanami pohon-pohon ukuran besar.
Tidak terlihat pula ada pot-pot tanaman yang baru diletakkan. Semuanya tersusun rapi dan tak ada tanda pemindahan.
Hal serupa juga terlihat di sisi utara ikon Kota Jakarta tersebut.
Kompas.com menemui posko TNI yang bersiaga. Di sana, Kompas.com menanyai salah satu anggota.
Anggota TNI itu mengatakan tak melihat adanya aktivitas penanaman atau pemindahan pohon di kawasan barat Monas tersebut.
"Enggak, enggak ada," ujar anggota TNI yang tidak disebutkan namanya itu.
Jumlah pohon yang simpang siur
Tak hanya posisi pohon yang tak jelas, jumlah pohon-pohon tersebut pun tak pasti dan simpang siur.
Pada Kamis (16/1/2020), Kepala Unit Pengelola Monas Muhamad Isa Sarnuri menyebutkan, ada 190 pohon yang ditebas terkait revitalisasi tersebut.
"Kurang lebih ada 190 pohon yang ditebang," begitu kata dia.
Namun, kemudian pada Senin (20/1/2020), Isa Sanuri mengatakan, ada 205 pohon yang ditebang.
Rinciannya, 150 pohon ukuran besar dan 55 ukuran pohon kecil.
"Itu sebenarnya bukan ditebang begitu saja. Jadi pohon-pohon itu akan dipindahkan. Kalau tidak bisa dipindahkan akan kami buat baru (pohon-pohon)," ucapnya.
Lalu pada Jumat (24/1/2020), Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengoreksi bahwa jumlah pohon yang dipindahkan karena revitalisasi Monas sebanyak 85 pohon.
"Yang fix hasil rapat kita ada pohon yang kita pindahkan ke sisi barat 55, ke sisi timur 30," ucap Saefullah.
Ia memastikan bahwa pohon-pohon tersebut sudah diletakkan dan dikelola dengan tepat.
Meski demikian, Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsita mengatakan, jumlah pohon yang dipindahkan ada 80.
Pohon sedang disehatkan
Setelah menelusuri keberadaan pohon-pohon dipindahkan, ternyata hasilnya memang tidak ada.
Menurut Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati, saat ini pohon-pohon itu memang belum ditanam di sana.
Pohon-pohon itu dibawa ke kebun bibit milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota di Jagakarsa, Jakarta Selatan, untuk disehatkan terlebih dahulu.
Proses untuk menyehatkan pohon yang akan direlokasi membutuhkan waktu 2-3 bulan.
"Saya punya nursery, fungsinya itu untuk menyehatkan pohon yang direlokasi ke tempat lain. Pohon itu kami akan suburkan lagi, sehatkan lagi, (dibawa) ke nursery kami, kebun bibit kami di Jalan Sirsak (Jagakarsa)," terangnya.
Pohon-pohon itu akan dipindahkan atau ditanam kembali di sisi selatan juga, tepatnya di kanan dan kiri area yang direvitalisasi.
"Dalam sayembara pun, memindahkan pohon itu nantinya akan di sektor selatan. Sektor selatan kan luas, kami akan menghijaukan bagian-bagian itu, menebalkan bagian-bagian itu," lanjut Suzi.
Lalu kenapa pohon dipindahkan?
Jika jawaban-jawaban sebelumnya menyebutkan pemindahan ini karena adanya proyek revitalisasi, tetapi Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah justru memberikan pandangan lain soal pemindahan pohon.
Ia berpendapat, pemindahan bertujuan agar ikon emas itu bisa lebih terlihat saat pengunjung masuk dari pintu sisi selatan.
"Kita masuk ke pintu Monas tidak langsung kelihatan Monasnya, sekarang pas kita masuk sudah langsung keliatan Monas. Jadi ini kami buka supaya mudah aksesnya. (Tapi masih) ada sisa pohon di (sisi selatan) sini," tutur Saefullah.
Adapun area yang direvitalisasi saat ini akan dibangun Plaza Upacara Monas dan nantinya bisa digunakan untuk kegiatan masyarakat.
"Karena ini nanti buat akses utama, jadi kalau kita upacara juga lurus sentral ke Monas. Masyarakat bikin acara sentralnya Monas, jadi bagus, siapa saja bikin acara di sini sentralnya Monas," sambung dia.
"Nanti Diskominfotik bikin tayangan video mapping kan enak lihat dari sini," tutupnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/25/06382201/menebas-paru-paru-kota-di-monas-demi-plaza-dan-kolam