Salin Artikel

Asal Usul Nama Karet Tengsin: Kebun Karet Orang China yang Dermawan

Pernahkah Anda berpikir asal mula nama-nama tersebut?

Salah satunya adalah asal usul nama Kelurahan Karet Tengsin yang terletak di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kelurahan ini memiliki 70 RT dan 9 RW.

Dikutip dari buku Lexicografi Sejarah dan Manusia Betawi IV karya Ridwan Saidi, wilayah Karet Tengsin dulunya adalah rimbunan perkebunan karet seluas 300 hektar yang terhampar di jantung pusat kota Jakarta.

Namun karena perkembangan zaman, pohon-pohon karet kini berganti wajah dengan gedung-gedung pencakar langit.

Menurut salah satu sesepuh Karet Tengsin Husni MT, asal mula nama daerah tersebut berasal dari nama orang China yang kaya raya dan baik hati.

Orang itu bernama Tan Tieng Shin. Karena baik hati dan selalu memberi bantuan kepada orang-orang sekitar kampung, maka Tieng Shin cepat dikenal oleh masyarakat sekitar dan selalu menyebut daerah itu sebagai daerah Tieng Shin.

"Karena orang pribumi susah nyebutnya jadi Tengsin saja," ujar Husni seperti dikutip dari buku tersebut.

"Memang pada waktu itu banyak pohon karet, Karet Tengsin dulunya adalah perkebunan karet milik etnis China Betawi bernama Tieng Shin," sambung Husni.

Kekayaan yang berlimpah dan sikapnya yang dermawan membuat para pribumi banyak yang bekerja di perkebunan miliknya.

"Warga di sini dulunya hidup sejahtera, kita biasanya makan dari hasil hutan yang cukup berlimpah. Banyak sayur-mayur yang tumbuh subur. Jadi tidak usah beli, tinggal ambil saja," kata dia.

Tieng Shin mendiami wilayah tersebut sejak tahun 1890. Ia juga memiliki rumah yang dibongkar dan menjadi Menara Batavia.

Perkebunan karet milik Tieng Shin akhirnya juga tergusur setelah dibangunnya Stadion Gelora Bung Karno hingga Jalan KH Mas Mansyur.

Pascameninggalnya Tieng Shin, anak dan cucunya masih menetap meski tidak lama. Sejak rumah mereka juga ikut tergusur, jejak itu sirna.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/31/16205531/asal-usul-nama-karet-tengsin-kebun-karet-orang-china-yang-dermawan

Terkini Lainnya

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke