JAKARTA, KOMPAS.com - Revitalisasi Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat menimbulkan berbagai polemik.
Salah satunya karena pembangunan plaza upacara dan kolam di sisi selatan Monas namun dengan menebang pohon.
Sebetulnya, seperti apa desainnya ?
Arsitek pemenang sayembara desain kawasan Monas Deddy Wahjudi memaparkan sejumlah konsep revitalisasi Monas.
Hal ini dipaparkan oleh Deddy di depan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan juri seperti yang diunggah oleh akun youtube Pemprov DKI Jakarta dengan judul "Evaluasi Presentasi Sayembara Desain Interior Tugu Monas".
Konsep yang pertama adalah Deddy beserta tim desainnya menginginkan agar masyarakat bisa lebih dekat dengan ikon Ibu Kota tersebut.
"Bagaimana sebetulnya persepsi masyarakat sekarang itu memiliki membutuhkan intimasi yang dekat dengan sebuah monumen. Jadi monumen yang dulu dengan skala yang cukup jauh berjarak ditinggikan dan segala macam. Tapi kebutuhan dari masyarakat sekarang sudah berubah persepsinya sebuah hal yang monumental itu didekati kalau bisa disentuh," ucap Deddy dalam video yang diunggah pada Sabtu (8/2/2019).
Konsep kedua dinamakan dengan spirit of conservation di mana Deddy menuturkan desainnya disesuaikan dengan master plan Monas yang pernah dirancang pada Tahun 1976 dan 1993.
Menurut dia, desainnya tak mengubah ruang terbuka hijau (RTH) yang sudah ada sebelumnya.
"Kita cukup hati-hati untuk mengeksekusi apa yang sesuatu yang baru. Jadi tanpa mengubah ruang terbuka hijau yang ada," kata dia.
Plaza di berbagai sisi
Konsep yang terakhir dinamakan dengan humble of truth dengan desain plaza di sisi-sisi Monas. Seperti di sisi barat Monas akan dibangun plaza aspirasi dan plaza seni budaya yang berdekatan dengan pintu keluar MRT.
Untuk sisi selatan dibuat plaza selatan atau plaza apel dengan pelengkapnya ada semacam kolam air.
"Terhadap arah dari timur di mana dari Stasiun Gambir kita mengusulkan ada sebuah plaza di sana gitu Plaza timur kemudian di sana juga berada Lenggang Jakarta ada satu fitur baru yang kita sebut sebagai renung genang," papar Deddy.
Kemudian di sisi utara tetap ada penangkaran rusa. Pada bagian tengahnya rencananya dibangun plaza nusantara dengan tema pelabuhan nusantara.
Di sisi timur yang merupakan pintu keluar dari Stasiun Gambir akan dibuat plaza timur.
"Sama juga seperti halnya di sisi barat orang punya tempat untuk kontemplasi melihat Monas dari sisi yang lebih dekat," jelasnya.
Yang terakhir di sisi tengah atau yang paling berdekatan dengan tugunya akan dibangun kanal atau kolam retensi yang mencerminkan Indonesia dengan negara yang dikelilingi air.
"Harapannya orang ke sini bisa mendapatkan ketenangan sekaligus merasakan bagaimana sebetulnya kita di Indonesia itu berada di negara kepulauan. Sehingga air ini sebagai sebuah lautan orang di sini merasa berada di tengah pulau," tutur Deddy.
Diketahui, revitalisasi kawasan Monas menjadi sorotan karena adanya penebangan pohon di sisi selatan yang direvitalisasi.
Proyek itu makin menjadi polemik karena dilaksanakan tanpa mengantongi izin dari Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka yang diketuai Menteri Sekretaris Negara.
Pemprov DKI akhirnya mengajukan surat persetujuan permohonan revitalisasi Monas kepada Komisi Pengarah, sesuai ketentuan Keppres Nomor 25 Tahun 1995.
Pemprov DKI menghentikan sementara proyek itu sampai mendapat persetujuan Komisi Pengarah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/31/20204271/penjelasan-pemenang-sayembara-tentang-konsep-revitalisasi-monas-banyak