Dalam desain yang dia buat, pohon-pohon di sisi selatan Monas tetap dipertahankan. Dia mengusulkan, pohon-pohon tersebut dikonservasi di antara plaza yang dibangun.
"Kalau mau buat plaza, ketika pohon itu ada, ada kebutuhan perkerasan, buat saja perkerasan di bawah pohon-pohon itu, pohonnya masih dipertahankan, buat planter box, buat area bernafas untuk pohon itu," ujar Deddy kepada Kompas.com di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2020).
Menurut Deddy, pemerintah bisa tetap menggelar upacara di plaza yang dibangun tersebut, tanpa harus menebang ratusan pohon.
Plaza itu juga bisa digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat.
"Di bayang-bayang pohon itu misalnya orang melakukan upacara juga tidak menjadi masalah," kata dia.
Usulan lainnya, lanjut Deddy, pohon-pohon di sisi selatan bisa dipindahkan ke area lain yang berdekatan dengan sisi selatan Monas.
Deddy tidak mengusulkan penebangan pohon tanpa dipindahkan.
"Diangkat, konservasi, pindahkan ke area lain. Kalau memang terpaksa harus diangkat pohon yang ada di plaza selatan, dipindahkan ke area yang paling dekat, yaitu di IRTI yang akan dihilangkan," ucap Deddy.
Deddy menyayangkan penebangan pohon demi revitalisasi sisi selatan Monas.
Dia menyatakan tidak dilibatkan dalam pengembangan desain sebelum revitalisasi sisi selatan Monas tersebut.
"Memang ada tahapan pengembangan desain, pengawasan, dan sebagainya. Sayangnya kami tidak berada di sana untuk bisa memberi masukan yang baik, yang tepat," tutur Deddy.
Revitalisasi sisi selatan kawasan Monas menuai kritik karena adanya penebangan sejumlah pohon demi proyek tersebut.
Revitalisasi itu semakin menjadi polemik karena dikerjakan tanpa mengantongi izin Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.
Pemprov DKI akhirnya mengajukan surat persetujuan permohonan revitalisasi Monas kepada Komisi Pengarah, sesuai ketentuan Keppres Nomor 25 Tahun 1995.
Pemprov DKI lalu menghentikan sementara proyek revitalisasi Monas sampai Komisi Pengarah mengizinkan proyek tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengakui bahwa ada 191 pohon yang ditebang demi proyek revitalisasi sisi selatan Monas.
Menurut dia, penebangan pohon itu tak bisa dihindari.
Selain pohon yang ditebang, ada 85 pohon yang dipindahkan ke sisi barat dan timur kawasan Monas demi proyek itu.
Kepala Seksi Informasi Unit Pengelola Teknis (UPT) Monas Irfal Guci menyatakan hal serupa. Irfan berujar, 191 pohon ditebang karena terlalu besar.
"Yang ditebang artinya tidak memungkinkan untuk dipindahkan karena besar atau karena akarnya atau bagaimana, seperti sawit ada satu, itu kalau dipindah kan enggak mungkin bisa. Jadi totalnya 191 yang ditebang akhirnya," kata Irfal saat dihubungi.
Irfal berujar, ada banyak jenis pohon yang ditebang. Beberapa di antaranya merupakan pohon buah.
"Banyak pohonnya, ada jati satu, kemudian ada trembesi, ada mahoni, ada juga pohon buah," ucapnya.
Sementara itu, 85 pohon yang dipindahkan ke sisi barat dan timur Monas adalah pohon-pohon yang tingginya baru 1-2 meter. Contohnya seperti pohon belimbing dan nangka.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/05/17384901/revitalisasi-monas-tak-harus-tebang-pohon-ini-penjelasan-arsitek-pemenang