JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir 11 tahun Masjid Wal Adhuna tergenang di pesisir Jakarta. Masjid ini berada di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
Lokasinya ada di balik tanggul besar yang berdiri di lahan Pelabuhan Sunda Kelapa. Warga sekitar menyebut lokasi ini sebagai Gang Gudang Koja.
Separuh dinding masjid berkelir putih sudah mengelupas. Lumut-lumut pun tumbuh subur di dinding masjid tersebut.
Seng-seng pada atapnya juga sudah bolong-bolong. Berbagai jenis sampah tersangkut di atasnya.
Melihat kondisi seperti demikian, siapa sangka dahulu masjid ini pusat ibadah dengan beragam kegiatan di masa silam.
Dahulu ratusan jamaah rutin menunaikan ibadah shalat lima waktu di sana. Terlebih ketika memasuki momen shalat Jumat, dan ibadah di Hari Raya.
Safrizal, seorang sekuriti yang sudah bekerja sejak 1998 mengatakan, masjid itu sudah berdiri sejak ia ditugaskan di sana.
Mulanya, masjid ini dibangun sebagai tempat ibadah para pekerja pelabuhan yang beragama muslim.
"Sebenarnya lebih pas disebut mushala ya, karena ukurannya kan segitu doang," kata Safrizal kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2020).
Namun, di kawasan Muara Baru kala itu jumlah masjid masih sangat terbatas. Perlahan, warga sekitar pelabuhan mulai menjadi jamaah mushala tersebut.
Setelah jumlah jamaah cukup banyak, mushala mulai digunakan untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat. Dari sini lah perlahan status mushala berubah menjadi Masjid Wal Adhuna.
"Karena cukup aktif akhirnya warga dilibatkan jadi pengurus masjid. Jadi ada yang dari pelabuhan ada yang dari warga," tutur Safrizal.
Salah satu warga bernama Ahmad Yani mengatakan, masjid itu dahulu sangat ramai dikunjungi warga. Bahkan, terkadang jamaah harus beribadah di luar bangunan masjid untuk shalat berjamaah.
"Apalagi kalau shalat Jumat, Tarawih, dan shalat Id, itu ramai sekali," tutur Ahmad.
Kondisi mulai berubah ketika tempat sandaran kapal dialihkan ke Pelabuhan Sunda Kelapa sekitar tahun 2008-2009.
Kawasan pergudangan yang sempat memadati pelabuhan semua diratakan dengan tanah. Hanya bangunan Masjid Wal Adhuna yang tersisa.
Sejak saat itu, jamaah masjid mulai berkurang drastis. Ditambah lagi sempat terjadi tanggul jebol di dekat masjid yang menyebabkan Kawasan Muara Baru terendam.
"Jadi sudah jarang kepakai, terus kerendam, jadi makin enggak ada orang nya," tutur Ahmad.
Pascarob saat itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta langsung membangun tanggul yang tingginya kurang lebih lima meter di sana.
Namun, tanggul itu dibangun di belakang bangunan masjid, sehingga akses menuju rumah ibadah itu tertutup.
Permukaan tanah Jakarta yang terus menurun, serta air laut yang terjebak antara tanggul lama dan tanggul baru akhirnya merendam masjid itu hingga saat ini.
Lama terendam, mulai timbul cerita-cerita mistis di tengah yang dipercayai masyarakat. Dimulai dari rasa kagum mereka terhadap bangunan yang masih berdiri kokoh.
"Ya namanya rumah ibadah, lama terendam kan seharusnya jadi lapuk, gampang roboh, tapi ini kan berdiri kokoh. Jadi ada aja omongan-omongan masyarakat," tutur Ahmad.
Bahkan, makin liarnya mitos yang berkembang, banyak orang yang melakukan berbagai ritual di masjid itu.
"Ada yang sampai mandi di sana. Padahal, kan kalau lama terendam begitu kan kami khawatir juga ada macem-macem binatang yang berbahaya," ujar Ahmad.
Untuk mencapai bangunan masjid itu sendiri warga harus memanjat tanggul tinggi yang dibangun untuk menahan ombak itu.
Mereka memanjat dinding dengan tangga kayu yang dibuat warga sekitar.
Aktivitas warga yang diam-diam menerobos itu memang membahayakan. Buktinya, kata Safrizal, di dekat masjid itu dua kali ditemukan jenazah.
"Pernah juga, ada yang mancing dekat sana terus kepeleset dan nyangkut, gitu," ujarnya.
Saat ini, pihak Pelabuhan Sunda Kelapa sudah menutup jalan ke Masjid itu menggunakan pagar. Pos sekuriti juga ditempatkan di sana untuk menghalau orang agar tidak sembarangan masuk kawasan.
Tapi, belum ada terdengar rencana baik dari pemerintah ataupun pelabuhan terkait bangunan Masjid yang makin lama makin dalam terendam.
Masjid itu sepertinya akan tetap jadi saksi bisu makin turunnya permukaan tanah di Jakarta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/06/19540701/masjid-wal-adhuna-pusat-ibadah-yang-kini-terendam-rob-abadi
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan