Bang Yos, sapaan akrabnya, kala itu mengingat kembali teknologi pemindahan pohon yang sudah jadi dari satu tempat ke tempat lain di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan.
"Pindah pohon secara teknologi bisa, tapi enggak mudah, kalau ditebang lalu dipindah ya tidak bisa. Contoh di Semanggi zaman aku gubernur, aku borong orang di situ untuk pindahkan pohon," kata Bang Yos kala wawancara khusus bersama Kompas.com, Senin (3/2/2020).
Meski tidak memgetahui nama teknologi itu, Bang Yos tetap yakin cara penanaman pohon di kawasan Semanggi jadi upaya jitu untuk menjawab persoalan polusi di Jakarta kala itu.
Sebab, kawasan Semanggi kala itu dilintasi berbagai macam kendaraan yang mengeluarkan polusi, dan oleh Bang Yos lokasi Semanggi disiasati dengan penanaman pohon guna menghalau polusi kendaraan.
Bang Yos pun menceritakan proses awal pemindahan pohon besar ke kawasan sekitar Semanggi.
"Teknologinya begini, pohon yang dipindah itu disiksa, bahasanya begitu. Dipangkasin pinggirnya, tapi tidak semua agar pohon tetap bisa makan. Sementara tempat yang kita canangkan sudah kita persiapkan, tanah kita keluarkan supaya kena matahari dan campur pupuk," kata Bang Yos.
"Habis itu pohon ditaruh di situ plek dengan kedalaman sama, terus dicangkokin supaya tidak goyah. Di Semanggi itu saya borongan orang bisa itu," sambung Bang Yos.
Tentu pemindahan itu dilakukan dengan alat berat guna mengangkut pohon beserta akarnya dan memindahkan ke tempat baru.
Bang Yos pertanyakan pemindahan pohon di Monas
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini pun sempat khawatir dan bertanya terkait kebijakan Pemprov yang melakukan pemindahan pohon di kawasan Monas dengan cara menebang.
Padahal, pada era Bang Yos, penerapan pemindahan pohon sudah dilakukan tanpa harus menebangnya.
"Dipindahkan ke mana, itu pertanyaan juga, aku enggak tahu itu (pohon) sudah besar-besar, belum lagi hewan rusa masih ada apa enggak di Monas itu, enggak tahu," kenang Bang Yos.
Lanjut Bang Yos, bila melakukan revitalisasi dan harus memindahkan pohon yang sudah tua, harusnya Pemprov DKI menyiapkan anggaran lebih.
Sebab, bukan hanya soal ruang terbuka hijau, di balik rimbunnya pepohonan di kawasan Monas, Bang Yos juga menekankan fungsi edukasi bagi generasi penerus bangsa Indonesia bila datang ke Monas beberapa tahun ke depan.
"Memang perlu ongkos, tapi kan orang akan nyaman, di sisi lain anak-anak bisa belajar karena di Monas ada hewan rusa, semua berkembang biak di situ," ucap Bang Yos.
Oleh karena itu, mantan Pangdam Jaya ini enggan melihat kondisi Monas pasca-penebangan dilakukan.
"Makanya aku enggak mau lihat, tambah sedih saja. Begitu aku jujur dari kecil senang binatang, senang tumbuhan karena aku orang desa yang hidupnya itu cukup hutan cukup ini," ucap Bang Yos.
Seperti diketahui, pada era Bang Yos menjabat, perubahan besar-besaran terjadi di area Monas.
Mulai dari penertiban bus yang parkir dalam Monas, pedagang yang berjualan dipindahkan, hingga pemasangan pagar di sekililing Monas.
Hal ini dilakukan Bang Yos tidak lain untuk membuat Monas semakin hijau dengan adanya pepohonan dan juga mengatasi polusi udara di Jakarta.
Selain itu, Monas juga menjadi destinasi wisata dan edukasi bagi wisatawan lokal maupun mancanegara bila berkunjung ke Jakarta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/07/12301511/kenangan-sutiyoso-pindahkan-pohon-semanggi-dan-sedih-lihat-monas-sekarang