Bakal calon wali kota dan wakil wali kota Depok itu masih membutuhkan sekitar 25 ribu lembar KTP lagi buat mengamankan posisi mereka sebagai calon penguasa Depok dalam pilkada mendatang.
"Kami kekurangannya sekitar 25 ribu KTP. Yang kami tahu, dari KPUD, calon independen itu baru kami," ujar Zaki kepada Kompas.com, Senin (10/2/2020) sore.
"Batas toleransinya 18 Februari 2020. Kalau enggak ada lagi, ya cuma kami yang maju jadi calon independen," tambah dia.
Zaki mengaku bangga bahwa dalam kurun kurang lebih satu bulan, mereka bisa meraup sekitar 60 ribu tanda tangan warga Depok.
Menurut dia, hal itu di luar perkiraan semula, apalagi di tengah suasana politik Kota Depok yang kental nuansa PKS.
Zaki merasa, capaian itu bentuk apresiasi tersendiri terhadap munculnya calon alternatif, kendati sisa waktu sepekan buat meraup 25 ribu tanda tangan lagi terbilang mepet.
"Kami sudah update itu (jumlah KTP terkumpul) ke publik biar mudah-mudahan itu bisa direspons lebih cepat," kata Zaki.
"Kami berharap dari laporan itu, orang semakin agresif (mengumpulkan KTP)," tambah dia.
Klaim ogah main kotor
Jumlah 25 ribu KTP yang mesti mereka himpun menegaskan bahwa posisi mereka sebagai calon kandidat dalam Pilkada Depok 2020 mendatang belum aman.
Meski demikian, ia mengklaim bahwa pasangan belia itu tak akan melangkahi koridor hukum untuk meraup jumlah KTP yang dibutuhkan.
"Kami tidak bisa melakukan hal-hal yang terlalu di luar pakem, yang banyak terjadi kan ada yang nembak-nembak KTP. Kami mencoba untuk menghindari itu. Jangan yang penting dapat, gimana caranya walaupun itu ilegal," ujar Zaki.
Ia mengatakan, belum ada strategi khusus yang bakal mereka tempuh untuk mendongkrak jumlah KTP dalam waktu dekat.
Zaki mengaku hanya akan mengandalkan cara-cara yang sama dengan yang selama 1 bulan belakangan mereka tempuh.
Pasalnya, cara-cara itu, seperti publikasi kreatif di media sosial dan aneka cara lain, terbukti berbuah sekitar 60 ribu KTP dalam satu bulan; capaian yang menurut mereka luar biasa, tanpa praktik tipu-tipu.
"Kami enggak mau kemudian membawa sesuatu yang baru, yang anak muda, tetapi cara-caranya juga yang lama. Kalaupun enggak sampai (target), buat kami ini sudah luar biasa dalam 1 bulan bisa melakukan itu," beber Zaki.
Ia menuturkan, Yurgen-Zaki baru akan all out seandainya sudah resmi jadi kandidat, termasuk membicarakan program secara rinci.
"Kami serba salah. KTP dikejar dalam waktu singkat, tetapi di sisi lain orang juga sebagian kecil minta program. Kami sekarang agak berbeda kondisinya dengan setelah jadi calon nanti di mana kami baru akan all out, segala bentuk kreativitas muncul di sana," ujar Zaki.
"Membicarakan program ke publik itu tidak berguna (saat ini), karena yang menentukan secara pragmatis adalah jumlah KTP," kata dia.
Pasrah asal gagasan "gol"
Yurgen Sutarno dan Reza Zaki mendeklarasikan diri sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Depok pada 23 Desember lalu.
Mereka mengklaim bakal fokus pada tiga dari total delapan poin yang mereka sampaikan saat deklarasi, yakni isu pengangguran, harga sembako, dan kemacetan di Depok.
Pasangan Yurgen-Zaki dengan slogan #BenerinDepok mengklaim akan membawa semacam wajah baru bagi Kota Depok yang dinilai tak banyak berinovasi.
Sebagai figur yang dicitrakan muda, pasangan yang sempat mencicipi rasanya jadi kader partai politik itu dianggap cukup menambah warna kontestasi 5 tahunan di Kota Belimbing yang selama 3 edisi belakangan dikuasai PKS.
"Kami tidak muluk-muluk sekali. Bukan kami demi banget jadi calon terus segala macam cara kami lakukan. Nanti apa bedanya kami dengan yang sekarang dikritik?" kata Zaki.
Akan tetapi, sulit ditampik bahwa mereka masih terganjal jumlah dukungan untuk maju sebagai calon independen.
Jumlah 25 ribu lembar KTP yang masih harus dikejar nyaris dua kali lipat dari perolehan sementara KTP yang mereka terima, sekitar 15 ribu KTP per pekan.
Saat menanggapi hal itu, Zaki mengaku tak akan ngotot. Ia mengklaim, mereka tak akan begitu kecewa seandainya gagal melaju sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Depok pada Pilkada 2020.
Asalkan, gagasan mereka dapat diwakilkan pada kandidat yang melaju.
"Kalau gagasan kami bisa dikerjakan oleh calon lain atau petahan yang sekarang mau maju lagi, kami fine-fine saja," ujar Zaki.
"Buat kami, bukan soal kaminya, tetapi soal gagasannya bisa jalan. Kami nothing to lose," tutup dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/11/07015681/yurgen-zaki-berlomba-dengan-waktu-maju-independen-di-pilkada-depok-2020